Di tengah pandemik Covid-19, Presiden Joko Widodo bagi-bagi paket sembako kepada masyarakat di sepanjang Jalan Raya Bogor.
- Kesaksian Rizal Ramli: Lily Wahid Bercita-Cita Rakyat Indonesia Adil dan Sejahtera
- Ziarah ke Makam Kiai Langitan, Yusril Teringat Saat Menjadi Menteri Gus Dur
- Desak Batalkan Kenaikan Harga BBM, Mirah Sumirat: Tugas Pemerintah untuk Sejahterakan Rakyat, Bukan Bebani Rakyat
Meski tidak turun dari mobil, pembagian paket sembako ini dilakukan Jokowi pada Minggu (26/4).
Aksi Jokowi ini bukanlah kali pertama melainkan sudah yang kesekian kalinya. Yang jadi pembeda hanya Jokowi sekarang tidak lagi menjadi pihak yang menyerahkan bingkisan secara langsung. Pembagian dilakukan oleh mobil di belakangnya yang mengiringi.
Publik pun banyak yang menilai aksi mantan gubernur DKI Jakarta ini tidak tepat dan tidak seharusnya dilakukan oleh seorang presiden.
"Pak @jokowi, you were not elected to be a Santa Claus! (Pak @jokowi, Anda tidak terpilih untuk menjadi seorang Santa Claus)," ujar Dosen Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Prof Sulfikar Amir melalui akun Twitter pribadinya @sociotalker, Senin (27/4).
Menurutnya, jika Jokowi ini ingin menunjukkan belas kasihan sebagai seorang presiden yang memegang kekuasaan politik, maka seharusnya Jokowi membuat kebijakan nyata dan terkoordinasi.
“Bukan dengan donasi jalanan," sambungnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Komentar lainnya juga datang dari wartawan senior, Dandhy Laksono. Dia menyebut Jokowi lebih semangat tampil membagi-bagikan sembako daripada mendesain kebijakan ketahanan pangan masyarakat.
"Senang tampil bagi-bagi kertas sertifikat daripada bertarung melawan oligarki penguasa konsesi dan HGU, agar semua rakyat bisa punya tanah," sindir pendiri rumah produksi audio visual, Watchdoc Documentary itu.
- KAMI Bukan Gerakan Politik Melengserkan Presiden
- Disindir Punya 'Menteri Serba Bisa', Semua Jabatan Mending Diisi Luhut
- Demokrat Berharap Khofifah-Emil Lanjut Dua Periode