Soal Pandemi Covid-19, Presiden Cuba Sindir AS Dan Ingatkan Pesan Fidel Castro

Gerakan Non-Blok (GNB) mulai menampakkan sikapnya menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19 yang saat ini terjadi di seluruh dunia.


Salah satu bentuknya adalah dengan mendukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam penanganan pandemi serta mendorong solidaritas serta kerjasama internasional tanpa memandang perbedaan politik untuk melawan pandemi virus corona.

"Covid-19 telah membuktikan dirinya sebagai tantangan global. Melampaui batas, ideologi, atau tingkat pembangunan. Oleh karena itu, jawabannya juga harus bersifat global dan bersama dan harus mengesampingkan perbedaan politik," kata Presiden Kuba Miguel Diaz Canel Bermudez dalam pidato yang disampaikannya pada KTT GNB yang digelar secara daring seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL.

KTT GNB 2020 sejatinya diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, namun karena pandemi virus corona, KTT GNB digelar secara virtual pada pukul 15.00 waktu Azerbaijan, atau pukul 18.00 WIB. Tema dari KTT GNB kali ini adalah "Bersatu Melawan Covid-19" dan diikuti oleh sebagian besar pemimpin negara GNB, dan sejumlah organisasi internasional dan regional.

Lebih lanjut, Diaz Canel dalam pidatonya, seperti yang dirilis Kementerian Luar Negeri Kuba di situs resminya, minrex.gob.cu, menjelaskan bahwa pandemi ini membawa dampak signifikan dalam berbagai sektor, tidak terkecuali ekonomi.

"Pandemi ini telah membuktikan kerapuhan dunia yang retak," tambahnya. "Berbagai krisis yang ditimbulkannya meramalkan dampak yang merusak dan langgeng bagi perekonomian dan semua lapisan masyarakat," sambung Diaz Canel.

Lebih dari itu, pandemi virus corona bahkan memperburuk situasi yang sudah buruk sebelumnya, termasuk kemiskinan dan ketimpangan sosial.

"Pandemi ini memperburuk masalah-masalah mendesak di sebuah planet yang penuh dengan ketidaksetaraan yang dalam dan di mana 600 juta orang hidup dalam kemiskinan yang parah dan hampir setengah dari populasi tidak memiliki akses ke layanan kesehatan dasar, yang pengelolaannya ditentukan oleh pasar dan bukan oleh bangsawan yang bertujuan menyelamatkan nyawa," tutur Sang Presiden.

Terkait pandemi ini, Diaz Canel mengkritisi soal pengeluaran militer global yang tinggi. Padahal, menurutnya, hal tersebut akan lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk penelitian dan ilmiah. "Pengeluaran militer global lebih dari 1,9 triliun dolar, di mana lebih dari 38 persen, atau 732 miliar dolar, dialokasikan di Amerika Serikat pada tahun 2020," ungkapnya.

"Saya ingin berbagi dengan Anda kutipan ini dari Panglima Revolusi Kuba, Fidel Castro Ruz, 'alih-alih menghabiskan begitu banyak dalam pengembangan senjata yang semakin canggih, mereka yang memiliki sumber daya untuk itu harus mempromosikan penelitian medis dan menempatkan hasil sains untuk melayani kemanusiaan, sehingga menciptakan alat untuk kesehatan dan kehidupan dan bukan untuk kematian'," sambungnya, mengutip pernyataan pendahulunya.

Karena itu, dia mengajak PBB dan negara-negara anggota GNB untuk mengakhiri perang, termasuk perang non-konvensional demi melindungi hak atas perdamaian. "Kami menolak ancaman militer baru-baru ini dan yang serius oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap Republik Venezuela yang bersaudara," tegasnya, menekankan solidaritas Kuba.

"Kami menegaskan kembali solidaritas kami dengan pemerintah dan rakyat Nikaragua dan menolak langkah-langkah yang bertentangan dengan hak mereka atas kesejahteraan, pengorbanan, dan perdamaian," tegasnya lagi.

"Dan itu (Amerika Serikat) mendiskualifikasi secara tidak adil peran organisasi internasional, khususnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," tambahnya.