Corona Belum Reda, Bupati Kanang Imbau Warga Ngawi Tidak Takbir Keliling

Suasana lebaran sesuai tradisi khas orang Islam di Indonesia usai shalat Idul Fitri dilanjutkan dengan silaturahmi keliling. Bak ditelan pagebluk, tahun ini ditengah pandemi Covid-19 suasana lebaran pun berubah 180 derajat. 


Sesuai himbauan pemerintah semua kegiatan  yang  berkaitan dengan hari kemenangan dilakukan di rumah. Alasan untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit yang belum ada vaksinnya tersebut. Namun, kebijakan pemerintah ini diyakini akan membawa dampak sosial dalam merawat budaya Islam di nusantara. 

"Di dalam situasi seperti ini saya sendiri melihat dari kaca mata yang berbeda. Lebaran  didalamnya ada satu tradisi yang kuat yakni keliling kampung ya kalau di desa istilahnya door to door. Tapi lebaran sesuai apa yang digariskan pemerintah semua dilakukan dari rumah ini bisa plus minus," ujar Rohani salah satu warga Ngawi, Kamis, (21/5).

Ia berasumsi, dari sisi plusnya dengan pembatasan itu menjadi bagian dari pemberantasan dari paparan virus corona yang kian masif. Akan tetapi dilihat dari sisi negatifnya tradisi Islam itu jika tidak dicermati dengan seksama bentuk penggerusan dari tradisi itu sendiri. Dikhawatirkan lagi akan muncul pertanyaan ke pemerintah apakah efektif memerangi virus corona dengan pola seperti itu.

"Kalau kita sebagai warga yang taat aturan bisa mengikuti apa yang digariskan pemerintah. Daripada kena cap sebagai warga atau umat yang mokong," bebernya.

Terpisah, Bupati Ngawi Budi Sulistyono (Kanang) sesuai surat edaran yang ia teken memang lebaran tahun 2020 atau 1441 Hijriyah tidak ada lagi takbiran keliling maupun pelaksanaan shalat Idul Fitri di masjid secara berjamaah. Hal itu berlaku apabila di wilayah sekitar masjid maupun mushola masuk zona merah. Ditandai dengan adanya warga secara positif terpapar virus corona maupun reaktif sesuai hasil rapid test. 

Sebaliknya, jika lingkungannya masih aman dipersilahkan melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid dengan menerapkan protokol kesehatan. Kanang meminta kepada semua warganya untuk menggelar silaturahmi dengan video call secara virtual melalui handphone. Ibaratnya, cukup meletakan HP diatas meja menggelar silaturahmi dengan kerabat maupun teman relasi kerja. 

"Tidak ada takbir keliling cukup takbir di rumah. Dan silaturahminya dengan memanfaatkan handphone saling video call," jelas Kanang.