Masyarakat adat yang notabene tidak banyak melakukan interaksi dengan masyarakat umum bisa terancam tertular virus corona baru (Covid-19) yang dibawa pemudik.
- Ganjar Absen di Halal Bihalal PDIP Jateng, Pengamat: Dianggap Sudah Bukan Kader
- Jokowi Ajak Puan Tinjau IKN, Rocky Gerung: Megawati Ingin Buktikan Anaknya Punya Kapasitas
- Ultimatum Hasto Hanya Gertak Sambal Jika Tidak Berani Pecat Ganjar
"Pemerintah daerah harus waspada dan cegah jangan sampai mudik lebaran menyebabkan masyarakat adat di berbagai daerah di Indonesia tertular Covid-19, karena resikonya bisa seperti masyarakat adat di Brasil," ucap Sosiolog Musni Umar melalui akun Twitter pribadinya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (25/5).
Pernyataan Rektor Universitas Ibnu Chaldun ini memang merupakan kegundahannya terhadap nasib masyarakat adat di Brasil yang kini menjadi bagian dari pasien positif corona di negara tersebut.
Lebih jauh lagi, menjadi kecemasan bisa terjadi di Indonesia jika pemerintah tidak serius dalam menangani pandemik Covid-19 ini.
Untuk diketahui, menurut kelompok advokasi Artikulasi Masyarakat Adat Brasil (APIB), ada lebih dari 980 kasus resmi kematian akibat virus corona, termasuk di dalamnya 125 anggota suku pedalaman.
Angka ini bisa semakin meningkat drastis mengingat fasilitas kesehatan bagi masyarakat adat jauh dari kelayakan. Jika hal ini tak segera diatasi, APIB mengkhawatirkan bakal terjadi genosida di masyarakat adat.
Inilah yang juga tampaknya dikhawatirkan Musni Umar bisa terjadi di Indonesia. Karena itu dia meminta pemerintah daerah untuk terus memantau perkembangan pemudik di wilayah masing-masing. Sehingga tidak memunculkan klaster baru yang berada di lingkungan masyarakat adat.
- Jokowi Berikan Tanda Kehormatan Kepada 53 Mantan Pejabat, Termasuk Fahri Hamzah dan Fadli Zon
- Tetap Solid Ke AHY, FPD DPRD Jatim Bersyukur Pengurus KLB Deli Serdang Ditolak Pemerintah
- Pembatalan Haji Selain Menyakitkan Jemaah, Juga Memalukan