Terima Kasih Paramedis, Cerita EN Pasien Covid-19 Dari Ngawi Yang Sembuh

Rasa bahagia yang tersirat dari raut wajah salah satu pasien positif Covid-19 dari Ngawi ini. Sebut saja EN seorang ibu rumah tangga asal Desa Babadan, Kecamatan Paron, Ngawi sebelumnya dinyatakan positif dari paparan virus corona.


Perempuan 40 tahun ini dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah menjalani perawatan selama 16 hari di RSUD dr Soeroto Ngawi sejak 9-23 Mei 2020 lalu. Kini EN berbagi cerita dibalik kesembuhannya itu dan termasuk suka duka saat dikamar isolasi rumah sakit.

Menurutnya, selama menjalani perawatan ia pun sangat diperhatikan oleh paramedis. Baik dari asupan gizi maupun kesempatan komunikasi dengan perawat demikian juga keluarganya dirumah melalui sambungan telepon. Kebetulan saat dirawat kata EN tetap menjalankan ibadah puasa ramadhan dan menu berbuka maupun sahurnya sesuai standart gizi.

"Iya Alhamdulilah banget bersyukur Ya Allah telah diberi kesembuhan ini. Kesembuhan saya ini juga tidak lepas dari perawatan di rumah sakit. Selama dirawat saya sangat diperhatikan oleh semua petugas kesehatan (perawat). Setiap kali diajak ngobrol berbagi cerita jadi tidak sepi," ungkap EN diujung gagang telepon, Jum'at, (29/5).

Ia membenarkan, saat ini tidak ada kendala kesehatan yang dialami atau sehat bugar. Memang sejak dinyatakan positif Covid-19 ia mengaku sehat tidak sakit seperti penderita lainya di daerah lain. Bahkan saat dikamar perawatan pun tidak ada jarum infus yang menempel di bagian tubuhnya.

Meski sudah dinyatakan sehat beber EN, tetap mengisolasi secara mandiri selama 14 hari pasca kepulangannya dari rumah sakit. Hal itu dilakukan sesuai petunjuk dan SOP kesehatan. Untuk makan dan menu lainya masih dari kiriman pihak pemerintah desa setempat maupun Puskesmas Teguhan yang terus memantau kondisi kesehatannya.

"Belum boleh masak sendiri, makan dan lain-lainya masih dari puskesmas dan desa. Termasuk penyemprotan desinfektan dirumah saya masih terus dilakukan," ujarnya.

Dibenarkan EN, selama dirumah ia mengaku mendapat perhatian baik dari warga lingkungannya termasuk sanak famili. Sehingga perasaan dikucilkan tidak terbesit sama sekali dibenaknya justru sebaliknya setiap saat selalu dijenguk oleh warga sekitar meski physical distancing dan jaga jarak sosial masih diterapkan.

"Kalau saya pribadi warga sekitar sini baik semuanya. Jadi tidak ada perasaan dikucilkan justru keberadaan saya sangat diperhatikan. Dan itu membuat saya sangat terharu, terima kasih buat para petugas kesehatan," pungkasnya.

Seperti diketahui EN merupakan salah satu dari 5 penderita Covid-19 bagian klaster Temboro. Dari hasil tracing medis, ia terpapar dari salah satu anggota keluarga majikanya. Memang, si EN ini sebelumnya sebagai pembantu rumah tangga di keluarga dari klaster Temboro. Kebetulan saat itu, salah satu anak majikanya baru pulang dari Ponpes Temboro, Kecamatan Karas, Magetan.

Dari awal kata Agus Priyambodo Dirut RSUD dr Soeroto para penderita atau warga yang terpapar virus corona tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG). Sehingga saat masuk maupun selesai perawatan memang sehat hanya saja yang harus dipertahankan adalah imunitas tubuh.