Pasien Covid-19 Di Tulungagung Naik, PKB Jatim Minta Didatangkan Lagi Mobil PCR

Sebagai bagian dari Provinsi Jawa Timur, Penambahan pasien Covid-19 di Tulungagung juga perlu diantisipasi sedini mungkin. Kabupaten Tulungagung saat ini mengharapkan mobile Laboratorium PCR bisa didatangkan lagi agar pasien Covid tidak terus meningkat.


Hal tersebut diungkapkan Anik Maslachah, Wakil Ketua DPRD Jatim dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang turun langsung untuk melihat kondisi di daerah akan penangan pasien covid 19.

Tak sendirian, Anik didampingi Legislator dari PKB lainnya seperti Hikmah Bafaqih Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim dan Adib Makarim pimpinan DPRD kab Tulungagung.

“Kami lihat langsung kondisinya di rusunawa UIN Tulungagung yang digunakan sebagai tempat / ruang isolasi pasien covid 19,” ujar Anik Maslachah dalam keterangan tertulis, Minggu (31/5/2020).

Di tempat tersebut terdapat 38 pasien yang 25 diantaranya terkonfirm positif berdasarkan hasil swab dan mayoritas adalah OTG (Orang Tanpa Gejala). Selain itu Saat ini di Kabupaten Tulungagung 64 positif, 592 PDP dan ODP 1.207 .

“Trend kenaikan lumayan yang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah baik propinsi maupun kab tulungagung,” jelasnya.

Di Kabupaten tersebut, Anik juga mendapat keluhan untuk bisa segera ditindaklanjuti pemerintah. Diantaranya adalah soal Keterbatasan alat PCR test. RSUD sudah membeli alat PCR test, namun ijin legalitasnya untuk pengoperasiannya belum turun. Sehingga inilah yang harus segera di tindaklanjuti kepada gugus tugas jatim untuk membantu mempercepat turunnya ijin dari pemerintah pusat.

“Sembari menunggu turunya ijin, kemarin sempat di datangkan mobil PCR test milik jatim dan kami berharap mobil ambulans PCR tersebut dapat didatangkan kembali untuk persiapan menghadapi era new normal. Agar penanganan bisa efektif, salah satunya memang memperbanyak PCR test, sehingga bisa segera tracking dan diisolasi,” pinta Wakil Ketua DPW PKB Jatim ini.

Menurut Anik, hal ini penting karena Tulungagung belum ada lab PCR tetap dan kemarin sempat didatangkan. Namun karena ramai di media akhirnya dibawa lagi ke Surabaya. Padahal Surabaya ini sudah ada 6 lab PCR tetap ditambah 2 mobil PCR dari BIN.
Mengingat ambulan PCR test itu milik jatim, maka 38 kab/kota mempunyai hak yang sama. “Karenanya saya berharap diprioritaskan bagi daerah yang kurva positifnya naik terus namun tidak memounyai lab PCR tetap, salah satunya di Tulungagung ini,” cetusnya dengan nada serius.

Persoalan lainnya adalah Perlu didatangkan psikolog mengingat pasien yang dirawat di Tulungagyng mengalami kejenuhan dan agar tidak menjadikan buruknya stamina akibat stres. maka psikiater RSUD ataupun pemerintah kab menfasilitasinya.

“Perlu juga mereka hiburan, semacam TV untuk mengurangi kejenuhan dan alhamdulillah langsung direspon oleh pak Adib (DPRD Tulungagung) untuk segera di tindaklanjuti,” sebutnya.

Selain hal diatas, ada hal penting yang harus dilakukan oleh semua pihak baik di pemerintah provinsi maupun DPRD. Utamanya semua gugus tugas baik propinsi maupun kab/kota yaitu sosialiasi dan edukasi. Dengan memberikan pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat, agar ketika mereka sudah sembuh dan kembali ke rumah untuk diterima sebagaimana mestinya.

“Mengingat masih ada terjumpai penolakan-penolakan masyarakat bahkan menjauhinya karena takut tertular. Padahal sebenarnya mereka ini sudah dinyatakan sembuh. Disinilah pentingnya edukasi dari pemerintah ke masyarakat,” pungkasnya.