Presiden AS Donald Trum dilarikan ke sebuah bunker rahasia ketika ratusan orang yang geram atas kematian warga kulit hitam, George Floyd, menggeruduk gedung putih pada Jumat malam (29/5).
- Politisi PDIP Sebut Puan Maharani Terbuka untuk Bertemu AHY Bahas Kerjasama Politik
- Keinginan PDIP Dua Capres Hanya Melenggangkan Oligarki
- Besok Upacara HUT ke-76 RI di Balai Kota Surabaya Berlangsung Terbatas, Peserta Mengikuti Secara Virtual
Dilaporkan New York Post pada Minggu (31/5), beberapa agen Secret Service membawa Trump ke sebuah bunker yang dirancang untuk keadaan darurat seperti serangan teroris. Menurut sumber dari Partai Republik, Trump bersembunyi di bunker selama satu jam.
Informasi mengenai dibawanya Trump ke bunker pertama kali oleh New York Times. Sumber tersebut juga mengungkapkan, Trump dan keluarganya sangat khawatir dengan kerusuhan di AS. Meskipun begitu, ia tidak menjelaskan apakah istri dan anak-anak Trump ikut bersembunyi di bunker.
Keputusan untuk melindungi Trump di bunker dilakukan karena situasi yang tidak terkendali atau kacau di luar Gedung Putih. Di mana para pengunjuk rasa melemparkan batu dan menarik barikade polisi.
Sepanjang akhir pekan, Gedung Putih juga bisa mendengar seruan dan nyanyian dari pengunjuk rasa di Lafayette Park ketika agen-agen Secret Service dan petugas polisi tengah berjuang untuk menahan kerumunan. Meski begitu, Gedung Putih tidak ingin memberikan komentar.
"Gedung Putih tidak mengomentari protokol dan keputusan keamnan," ujar jurubicara Gedung Putih, Judd Deere.
- Rencana Tax Amnesty Jilid II Dalam RUU KUP Ditolak Ketua Banggar DPR
- Yang Penting Pelaksanaan Di Lapangan, Jangan Terjebak Pergantian Istilah PPKM
- Deklarasi Relawan "Pasutri", IPO: Tidak Elok Deklarasi Calon Saat Pemerintahan Berlangsung