Kedatangan Menkes dan Kepala BNPB, Risma Paparkan Cara Memutus Penyebaran Covid-19

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama jajarannya menerima kunjungan kerja Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto, bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6) sore.


Tiba di Balai Kota Surabaya sekitar 16.20 WIB, Menkes bersama Kepala BNPB ini disambut Wali Kota Risma dan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir. Selain itu, hadir pula Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah, beserta Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Mohammad Fadil Imran.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma memaparkan berbagai cara yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan. 

Salah satunya yakni dengan masif melakukan tracing dan pemetaan suatu wilayah.

"Ketika pertama saat kami menerima data seseorang itu positif di awal dulu kami selanjutnya men-tracing. Jadi kami punya beberapa kluster yang ada di Surabaya. Kita tracing, siapa dia, ketemu dimana, kemudian siapa saja di situ," kata Risma dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat mengawali paparannya di Lobby Lantai II Balai Kota Surabaya.

Nah, dari hasil tracing itu, Wali Kota Risma menyebut, kemudian ditemukan ODR (orang dengan resiko). 

Dari dasar data itu, pihaknya kemudian mendetailkan siapa saja atau keluarga yang ada di situ. Ia mencontohkan, misalnya dalam satu perusahaan setelah dilakukan test ditemukan 1 orang positif. 

"Maka satu orang itu langsung kita ikuti (tracing) seluruh keluarganya, dan itu kita masukkan ODR," paparnya.

Setelah itu, kata dia, dokter mendatangi rumahnya dan melakukan pemeriksaan. Jika kondisinya berat, maka dimasukan ke rumah sakit. 

Namun, jika kondisinya tidak berat orang tersebut dibawa ke Hotel Asrama Haji untuk isolasi. Namun demikian, ia mengaku, ada beberapa yang tidak mau karena mereka menyatakan tidak positif dan ingin melakukan isolasi mandiri rumah.

“Nah ketika melakukan isolasi mandiri di rumah itu, kami memberikan makan supaya mereka tidak keluar (rumah). Setiap hari kelurahan mengirim makan 3 kali sehari. Siangnya kita berikan telur dan jamu. Itu mereka isolasi mandiri. Kadang-kadang ada vitamin,” ujarnya.

Di samping itu, Risma menyatakan, saat ini pihaknya terus gencar melakukan rapid test massal dan swab di beberapa lokasi yang dinilai ada pandemi. 

Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Intelijen Negara (BIN), dan BNPB karena telah membantu kebutuhan alat pelindung diri (APD) hingga alat kesehatan kepada Pemkot Surabaya. 

Sebab, ketika di awal, ia mengaku sedikit kesulitan karena keterbatasan alat kesehatan itu.

“Jadi kita lakukan rapid test massal di beberapa tempat. Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya. Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27.000 orang,” pungkasnya.