Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya, Dr. Akmarawita Kadir mengatakan, meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Surabaya yang sembuh merupakan indikasi menurunnya virus asal Wuhan Tiongkok di Kota Pahlawan.
- Penampakan Macan Tutul di Lereng Gunung Raung Banyuwangi Tertangkap Kamera Warga
- Kontrak Kinerja Disperinaker Surabaya, 3 Ribu Tenaga Kerja Ditarget Terserap di Tahun 2022
- Surabaya Wajib Terapkan PPKM Darurat, Wali Kota Eri: Belum Ada Informasi Maupun Edaran
Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya terlihat angka kumulatif hingga Senin (8/6), sebanyak 867 pasien terkonfirmasi dinyatakan sembuh, dari sebelumnya 745 pasien.
“Tapi perlu diingat, angka kesembuhan pasien berbalik lebih tinggi dari pada angka kematian akibat Covid-19,” ujar Dr. Akmarawita Kadir dikutip Kantor Berita RMOLJatim di gedung DPRD kota Surabaya, Selasa (9/6).
Ia menjelaskan, langkah massif Pemkot Surabaya setiap melakukan rapid test massal maupun swab, maka selama itu kasus Covid-19 di Surabaya selalu meningkat, sedangkan pada umumnya periode kesembuhan pasien Covid-19 itu rata-rata 2 hingga 4 bulan.
Artinya kata Dr. Akmarawita Kadir, ketika angka positif Covid-19 di Surabaya semakin banyak dan belum ada yang sembuh, hal ini karena kesembuhannya 2 hingga 4 minggu kemudian setelah dilakukan rapid test massal, sudah pasti diketahui bahwa pasien yang negatif Covid-19 juga meningkat.
“Jadi, dua minggu sebelum rapid test massal dilakukan, itu sudah ada gerbong sebelumnya pasien yang sembuh, terus berkesinambungan. Makanya, angka pasien Covid-19 sembuh terus,” paparnya.
Dr. Akmarawita Kadir kembali menambahkan, secara umum tidak pernah ada orang terpapar covid-19 langsung meninggal.
Tapi, orang yang meninggal karena Covid-19 itu karena sebelumnya memang sudah ada riwayat penyakit misalnya, diabebetes meritus, hipertensi, asma, paru-paru, saat terpapar virus corona itu rentan dengan kematian.
Saat ditanya seberapa jauh efektifitas gelaran rapid test massal, ia mengatakan, sudah efektif. Tapi Pemkot Surabaya jangan menganggap remeh soal ketersediaan ruang isolasi, kapasitas rumah sakit.
“Karena meskipun angka kesembuhan meningkat terus, namun ketersediaan ruang isolasi yang nyaman tetap tidak bisa diremehkan,” pungkasnya.
- DLH Jombang Target Pengurangan Sampah Melalui TPS3R, Pegiat Lingkungan Minta Peran Kelompok Masyarakat Dilibatkan
- Pemkot Surabaya Daftarkan Parade Bunga dan Budaya ke Kalender Event Nasional 2024
- Mencari Biang Kerok Leletnya Serapan Anggaran, Apa Benar SIPD ?