Di masa pandemik Covid-19, sektor industri farmasi juga mengalami keterpurukan.
- Harga Minyak Dunia Terus Anjlok, Pemerintah Jangan Ingkar Janji Turunkan BBM Bersubsidi
- Rektor: Ijazah Jokowi Asli, Lulusan Fakultas Kehutanan UGM 1985
- Jelaskan Arti Slepet, Cak Imin Sindir Revolusi Mental
Hal ini diungkapkan Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani saat diskusi daring bertajuk 'Mempersiapkan Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Pandemi Covid-19', Rabu (10/6).
"Yang dirumahkan kurang lebih 90%, yang di-PHK itu 10% pembagiannya," ungkap Rosan Roeslani dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Menurut dia, anggapan sektor farmasi seolah baik-baik saja di tengah pandemik Covid-19 ternyata berbanding terbalik. Hal ini ditengarai dengan mahalnya bahan baku untuk belanja farmasi karena mengalami kenaikan.
"Di sektor farmasi ini harga bahan bakunya meningkat 300-400 persen, sedangkan kita tahu sektor farmasi ini bahan bakunya 90 persen masih impor," tutur Rosan Roeslani.
Ditambah lagi utang BPJS Kesehatan hingga triliunan kepada perusahaan farmasi. Hal itu memperparah kondisi sektor farmasi hingga berujung merumahkan karyawan dan sebagian lainnya terpaksa di-PHK.
"Asosiasinya menyampaikan ke saya, BPJS Kesehatan juga masih ngutang ke mereka kurang lebih Rp 6 triliun. Bahan bakunya juga naik 300-400 persen sehingga di sektor farmasi melakukan dirumahkan atau di-PHK," demikian Rosan Roeslani.
- Anies Baswedan Akan Jadi Rebutan Partai di Menit-menit Akhir
- KPK Didesak Tangkap dan Tersangkakan Bos Panin Hingga Haji Isam
- Soal Terorisne Di Indonesia, MUI: Jangan Sederhanakan Dengan Menuduh Cadar, Celana Cingkrang, Dan Jenggot