Diperhatikan Walikota Kediri, Begini Kisah Mahasiswa Perantauan Selama Pandemi

Kota Kediri memiliki 17 kampus baik negeri maupun swasta yang menampung ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Pun ditambah dengan puluhan pondok pesantren besar dan kecil menjadikan Kota Kediri menjadi kota tujuan pendidikan.


Pada saat pandemi, perhatian Pemkot Kediri terhadap mahasiswa yang berasal dari luar kota untuk memastikan mereka tidak kelaparan. Hari ini, Jumat (12/06), sejumlah 450 paket sembako dibagikan untuk mahasiswa di kawasan Kota Kediri di Kantor Dinas Pendidikan Kota Kediri. Pemkot bekerjasama dengan Bank Jatim untuk membantu kebutuhan mahasiswa yang kesulitan untuk bertahan hidup.

“Kiriman dari orang tua juga terhambat karena penghasilan di kampung juga terganggu,” kata Rahyuni (22 tahun) mahasiswa semester 8 asal NTT.

Orang tua Rahyuni bekerja sebagai pedagang ikan di NTT. Ketika Covid-19, beberapa pasar tutup sehingga penghasilan pun berkurang. Kiriman ke anaknya pun terhambat. “Sementara saya tidak bisa pulang, karena mahal. Harus tes juga,” tambah Rahyuni.

Hal senada juga dirasakan Yetri (22 tahun), mahasiswa dari NTT yang bernasib sama dengan Rahyuni. Kiriman orang tua terhambat sehingga bantuan dari Pemkot Kediri sangat membantu.

Selebihnya, pada hari-hari biasa kuliah di Kota Kediri sangat menyenangkan. Hal ini diceritakan oleh Aryido Dethan dan Arkilaus Pahnael.

“Saya orang dari Timor sering suaranya keras. Awalnya masyarakat di sini kaget. Tapi lama-lama kami berteman baik. Masyarakat baik. Makanan enak dan murah,” kata Aryido.

Suasana kota yang tak terlalu besar tapi cukup lengkap fasilitas sehingga menjadikan betah. Belajar bisa konsen selain kadang-kadang juga perlu refreshing. Kafe, tempat perbelanjaan, dan juga taman kota kerap dijadikan mahasiswa di sini untuk refreshing yang murah meriah. [Andik/hms]