Memaknai Gerhana Matahari Cincin Di Hari Lahir Jokowi Dan Wafat Soekarno

SPIRITUAL kenegaraan memiliki makna jiwa dan kekuatan serta semangat yang terbangun dari dasar nilai kebesaran dan keagungan Tuhan dalam menilai dan mengkaji suatu permasalahan negara.


Para pemimpin negara dan kita semua yang dekat dengan Tuhan pada umumnya akan diberi tanda-tanda bila akan terjadi sesuatu.

Maka sewaktu kita membicarakan terjadinya Gerhana Matahari Cincin, pada 21 Juni 2020.

Maka yang terjadi adalah: Bulan tidak cukup besar untuk menutupi seluruh matahari dan kemudian terlihat matahari seperti cincin yang melingkar di bulan.

Maka dalam spiritual kenegaraan dapat diartikan sebagai suatu kejadian:

Dimana Tuhan menunjukkan kebesaran dan keagungan-Nya dengan tanda-tanda alam.

Karena dalam hari yang sama terjadi gempa bumi di Pacitan, Jawa Timur dan gunung merapi di Jogyakarta meletus.

Pada saat itu bersaman pula dengan Hari kelahiran Presiden Joko Widodo.

Maka dapat dimaknai sebagai waktu peringatan. Jika dimaknai:

Matahari= Presiden Jokowi.

Bulan= para pejabat dan pembantu Presiden.

Bumi= rakyat Indonesia.

Maka kondisi negara Republik Indonesia untuk saat ini: Cahaya kehidupan matahari (Presiden) tidak dapat sepenuhnya dirasakan oleh bumi (rakyat).

Karena cahaya kehidupan (Presiden) terhalang oleh bulan (para pejabat dan pembantu Presiden).

Maka yang akan terjadi adalah bumi bergetar (gempa bumi) = rakyat kehidupannya gonjang-ganjing dan dapat mengakibatkan ledakan kemarahan (Gunung Marapi meletus).

Maka kita berdoa dan berharap supaya kebijakan Presiden Jokowi tidak terhalang oleh para pejabat dan para pembantunya.

Tapi jika berlangsung terus-menerus akan terjadi gonjang-ganjing di rakyat Indonesia, dan bisa kemudian rakyat meluapkan kemarahaan.

Wafatnya Presiden Soekarno pada tanggal 21 Juni.

Hari lahir Presiden Jokowi juga tanggal 21 Juni.

Kesamaan tersebut menjadi doa dan harapan bagi republik yang kita cintai. Karena sebenarnya di dunia ini segala bentuk kejadian sudah ada yang mengatur, yaitu: Tuhan Yang Maha Kuasa.

Karena Presiden Soekarno adalah Bapak Proklamator Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta beliaulah yang menuliskan di hati setiap rakyat Indonesia mengenai cita-cita Proklamasi Kemerdekan.

Semoga membawa makna diteruskan kembali cita-cita proklamasi Bangsa Indonesia oleh Presiden Jokowi. Syaratnya jangan jadikan matahari terhalang bulan.

Dan kita semua diberi waktu peringatan.

Semoga kita semua eling lan waspada. Rahayu, rahayu, rahayu.

Eka Sapta Wijaya "GalGendu"

Filsafat spiritual kepemimpinan