Terus Masifkan Tracing, Pemkot Surabaya Latih Petugas Gabungan

Demi memasifkan dan memaksimalkan upaya tracing dengan kontak erat pasien Covid-19 di Kota Pahlawan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan pelatihan khusus tracing atau pelacakan kepada satuan petugas (satgas) yang berada di lapangan. 


Pelatihan itu diberikan kepada Satgas Satpol PP, Linmas, staf keluharan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.

Sebab selama ini, tracing hanya dilakukan oleh petugas puskesmas dari masing-masing wilayah. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan tracing ini bertujuan agar mereka dapat melakukan tracing secara mandiri dalam membantu puskesmas.

“Jadi, mereka nanti akan membantu puskesmas dalam mentracing warga atau pasien Covid-19. Dengan adanya ini mudah-mudahan bisa tercapai 1 pasien terkonfirmasi, bisa 25 kontak erak yang dilakukan tracing, ini sesuai dengan teori Epidemiologi,” kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita dikutip Kantor Berita RMOLJatim di halaman Balai Kota Surabaya, Selasa (23/6).

Feny sapaan akrab Febria Rachmanita memaparkan hal-hal yang dipelajari dalam pelatihan tracing, diantaranya pertanyaan apa saja yang harus dilontarkan kepada pasien, dengan siapa mereka bertemu, bagaimana cara melakukan deteksi dini, apa saja keluhan pasien Covid-19 itu, hingga gejala apa saja yang harus dicurigai, lalu memperkenalkan apa itu orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP) dan orang tanpa gejala (OTG). 

“Itu semua tugas tim tracing. Dan itu ada formatnya,” lanjutnya.

Selain itu, ia memastikan tim tracing harus mengetahui satu per satu kontak erat pasien Covid-19 dengan siapa saja selama dua minggu terakhir. 

Seperti kontak erat bersama keluarga, tempat kerja, lalu terus berkembang yang harus ditanyakan dan dipastikan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya kecolongan.

“Tidak hanya itu, supaya dalam menjalankan tugas aman, tim tracing ini juga dibekali alat pelindung diri (APD) saat bertugas,” paparnya.

Kepala Dinkes Kota Surabaya ini menegaskan, untuk menjadi petugas tracing ada kriteria khusus yang harus diperhatikan, yakni rentang usia antara 23-40 tahun. 

Oleh sebab itu, ia berharap pelatihan tracing tersebut masyarakat dapat juga menjadi kader dalam mentracing setiap wilayahnya. 

“Jadi. Kemarin kan kader bumantik berhasil. Nanti ya itu diharapkan masyarakat juga bisa melakukan tracing di wilayah mereka,” ungkap dia.

Selain satgas ini, nanti juga ada sekitar seratus mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang akan ikut membantu melakukan tracing di lapangan. 

“Mereka membantu kita terkait dengan tracing dan edukasi masyarakat untuk pencegahan Covid-19, untuk bisa memberlakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Kita bagi menjadi lima wilayah,” pungkasnya.