60 Persen Daerah Terdampak Covid-19 Pulih, Pemerintah Paparkan Skema Hadapi New Normal

Sebagaian besar daerah di Indonesia bisa meminimalisir potensi penularan Covid-19 semakin meluas. Dari 442 kabupaten/kota yang terinfeksi pandemik Covid-19, kini sebagaian besar mengalami penularan sedang dan rendah.


Dalam jumpa pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (24/6), Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito memaparkan peta zonasi terkini dari ratusan daerah terpapar tersebut.

Dia menyebutkan, berdasarkan data yang dihimpun sejak 31 Mei hingga 21 Juni, jumlah daerah terdampak yang beralih ke daerah dengan kategori resiko penularan rendah (zona kuning) dan atau kategori tidak ada resiko penularan (zona hijau), semakin meningkat.

"Terlihat bahwa daerahnya dari 46,7 persen yang beresiko rendah dan hijau ternyata turun menjadi 44 persen, dan naik terus 52 persen dan 58,3 persen. Sekarang jadi relatif hampir 60 persen daerah di Indonesia kondisinya risikonya rendah dan hijau," ungkap Wiku seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Dari capain tersebut, Wiku memastikan daerah-daerah yang sudah berhasil pulih tersebut bisa memulai membuka kembali beberapa sektor ekonomi dan aktivitas sosial masyarakat yang aman dari potensi penularan Covid-19.

Langkah ini sejalan, menurutnya, dengan strategi terbaru pemerintah yang berubah dari pendekatan kuratif menjadi pendekatan preventif promotif. Disamping itu, pemerintah juga sudah mempersiapkan sejumlah hal untuk mendukung daerah menerapakan sebuah tatanan hidup baru, atau yang biasa disebut New Normal. Wiku menjejerkan sejumlah persiapan yang ada.

Antara lain dari segi kesehatanyabg  bisa dilihat dari jumlah rumah sakit yang sudah meningkat drastis, dalam kurun waktu 3 bulan terakhir.

"Dari 250 menjadi 1.687 Rumah Sakit. Dan datanya terkumpul menjadi satu. Sebaran rumah sakitnya juga makin meningkat menjadi 800 rumah sakit rujukan nasional dan provinsi, semua terhubung datanya dengan surveilans dan laboratorium secara otomatis," beber Wiku.

Selain itu, kemampuan laboratorium di Indonesia juga meningkat drastis dalam kurun waktu yang sama. Di mana hingga hari ini tercatat ada 220 laboratorium rujukan dengan kapasitas pemeriksaan 20.000 spesimen perharinya.

Kemudian, Wiku juga menjejer keberhasilan pemerintah pusat yang mulai mampu memproduksi sejumlah alat kesehatan secara mandiri. Misalnya produksi alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan, yang diproduksi dengan bahan baku dalam negeri dan dikerjakan di dalam negeri.

Oleh karena itu, Wiku memastikan bahwa kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat saat ini harus diubah menhadi ketahanan kesehatan masyarakat. Sehingga atas dasar itu, pemerintah membuka kembali akses sosial, politik dan ekonomi masyarakat di lapangan.

Namun diperingkatkan, perilaku disiplin pencegahan penularan Covid-19 harus tetap berjalan. Mengingat, peranan masyarakat menjadi kunci keberhasilan bangsa untuk bangkit dari Covid-19.

"Kita melihat kesiapan untuk memulai aktivitas sosial ekonomi, dari apa yang dilakukan selama tiga bulan ternyata bangsa Indonesia mampu," demikian Wiku Adisasmito.