AHY Bicarakan Kesamaan Nasionalis Religius Ala PBNU-Demokrat

Dalam safari politiknya ke kantor PBNU di Cikini, Kamis (25/6), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono beserta rombongan Partai Demokrat, disambut hangat Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.


AHY mengaku telah lama mengagendakan untuk bisa bersilaturahmi ke kantor PBNU, namun baru hari ini bisa terlaksana. Putra pertama presiden ke-5 tersebut membahas berbagai hal dengan ulama nahdliyin tersebut.

“Seperti yang disampaikan Pak Kiai (Said Aqil) diskusi dan silaturahmi tadi berjalan dengan sangat baik. Kami berbincang-bincang tentang berbagai hal dari paa yang terjadi di dunia hari ini dan dampaknya kepada Indonesia di masa pandemik,” ujar AHY di kantor PBNU, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (25/6).

Di hadapan Said Aqil, AHY mengatakan Demokrat dengan PBNU memiliki cara pandang yang sama terutama dalam memperjuangkan Islam meski caranya berbeda.

“Dan tentu juga bicara mengenai aspek kebangsaan lainnya, yang jelas banyak sekali kemiripan, banyak sekali kesamaan antara NU dan Partai Demokrat, kami melihat NU selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan umat Islam di Indonesia ini tentu dengan ideologi yang jelas dan diterima oleh semuanya, berada di tengah secara moderat,” ujarnya.

AHY menyampaikan, Partai Demokrat saat ini berada di tengah dalam aspek politik. Hal itu dikatakannya, sebagai bentuk untuk merangkul semua pihak baik di pemerintahan maupun di luar pemerintahan.

Atas dasar tersebut, kata AHY, Demokrat memiliki landasan nasionalisme dan religius dalam prinsip politik yang saat ini dijalani.

“Mudah-mudahan kebersamaan seperti ini bisa kami terus rajut, karena tujuan besarnya sama untuk utuhnya NKRI untuk semakin lestarinya Islam tapi juga budaya Indonesia yang tidak tercabut dari akarnya. Kami melihat bahwa tantangan ke depan tidak mudah, hanya dengan kerja sama kolaborasi dan semacam ini,” katanya.

Dia berharap, Demokrat dan PBNU bisa bersatu untuk menjaga Indonesia dari keterpurukan di tengah situasi pandemik Covid-19 ini. “Mudah-mudahan antara partai politik, civil society seperti NU yang terbesar saat ini juga dengan elemen bangsa lainnya kita bisa menjaga Indonesia kita. Dan ini yang kita harapkan ke depan.,” tandasnya.