Biaya SMS Sender SMAN 9 Surabaya Dikeluhkan, Orangtua Siswa: Seperti Minta Uang Pulsa

Sejumlah orangtua siswa SMA Negeri 9 Surabaya mengeluh terkait adanya biaya SMS Sender yang dibebankan. Selain biaya bervariatif, pihak orangtua merasa tidak pernah ada sosialisasi terkait hal itu.


"Biaya SMS sender ini ditagih saat penerimaan rapor, menjadi satu dengan biaya atribut dan dana kegiatan selama setahun," kata salah seorang wali murid yang meminta namanya tidak disebut kepada Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (26/6).

Orangtua siswa juga mempertanyakan program SMS Sender. Sebab saat penerimaan rapor, para orangtua langsung diberi tahu jika ada tagihan SMS Sender.

“Kami tahunya saat penerimaan rapor. Tahunya ada beban SMS Sender. Intinya ini pihak sekolah seperti minta uang pulsa,” keluhnya.

Lanjutnya, kalau memang itu program sekolah yang menjalin kerjasama dengan pihak swasta, harusnya diketahui oleh Komite Sekolah.

“Seandainya pun sudah dibicarakan dengan Komite Sekolah, kan bisa disosialisasikan ke orangtua siswa terlebih dahulu. Kalau semua setuju, kami kira orangtua tidak akan mengeluh begini,” urainya.

Bagi sebagian orangtu biaya tersebut memang tidak besar, namun di antara orangtua siswa ada yang merasa berat.

"Memang tidak besar, tapi jika digabung dengan biaya kegiatan tahunan dan atribut, nilainya cukup lumayan, ada yang nunggak sampai Rp 1 juta lebih," jelas dia sembari menunjukkan lembar pembayaran.

Sementara menurut data yang diterima redaksi, nominal SMS sender bervariatif ada yang Rp 60 ribu, Rp 90 ribu hingga Rp 180 ribu per siswa.

Sekedar diketahui, SMS Sender ini merupakan penyebaran informasi melalui SMS ke nomor HP.  SMA Negeri 9 Surabaya menggunakan sistem SMS Sender untuk mengirim pesan ke sejumlah orangtua siswa. Seperti saat siswa masuk sekolah dengan finger print, maka data yang masuk berikut dengan laporan akademik dan kegiatan sekolah akan dikirim melalui SMS ke nomor HP orangtua.