Risma Tantang Wartawan, Ini Penyebabnya

Puluhan wartawan yang ingin mendapatkan informasi lebih dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini terpaksa harus gigit jari. 


Padahal para 'kuli tinta' yang biasa ngepos di lingkungan Pemkot Surabaya itu telah menunggu Wali Kota perempuan pertama di Kota pahlawan itu hingga tiga jam lebih mulai sekitar pukul 13.00 Wib hingga 16.00 Wib.

Kekecewaan para awak media cetak, online hingga tv ini lantaran ulah dari salah satu wartawan yang mengaku dari media daring tiba-tiba melontarkan pertanyaan terkait perbandingan kasus penyebaran virus corona antara DKI Jakarta dengan Kota Surabaya.

"Dari data yang ada, dari data kasus yang ada, Jakarta-Surabaya ini beda tipis bu. Ini akan bisa menyusul ini, seperti apa tanggapannya, atau langkah-langkahnya?" ujar wartawan dikutip Kantor Berita RMOLJatim di rumah dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam no 1 Surabaya, Kamis (25/6) sore. 

Usai mendapat pertanyaan wartawan, seketika itu wajah Risma langsung terlihat serius.

Tampak ekspresi dari Risma berubah drastis. Dari tersenyum, berubah total tak terlihat lagi senyum Risma dan terdiam sebentar. 

"Kamu enggak lihat data, kamu lihat data pok'o (dong), lihat data dulu lah, jangan kamu enggak lihat data. Gimana kamu ngomong gitu kalau enggak lihat data, kamu dapat datanya dari mana hayo?" timpal Risma.

Mendapatkan pertanyaan dari Risma, wartawan tersebut menjawab singkat. 

"Dari redaksi bu, dari kantor," jawabnya. 

Jawaban wartawan tersebut membuat nada bicara Risma terdengar semakin meninggi.

Sambil berdiri dari kursi, Risma pun menantang wartawan tersebut untuk bisa mencocokan data.

"Ayo cocokkan, mana data mu? Enggak usah wawancara (dulu), aku cocokan data sama dia (dulu). Ayo," tantang Risma sembari berjalan menuju meja belakang lantas meminta wartawan lainnya menunggu.

Bahkan Risma pun menyuruh anak buahnya untuk mengeluarkan data yang dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, guna dicocokan dengan data yang dimiliki wartawan tersebut. 

"Pak ambil datanya (menyuruh anak buahnya). Saya enggak akan wawancara kepada kalian, selama belum clear data sama dia. Enggak, saya harus tau data dari dia," ucapnya. 

Selain itu, saat wartawan tersebut diajak diskusi dengan Kabag Humas Febriadhitya Prajatara dan Kadis Kominfo Pemkot Surabaya, M. Fikser, tampak dia tidak bisa mengeluarkan data. 

Bahkan wartawan dan redaktur yang sempat berbicara dengan M. Fikser juga tidak bisa mengeluarkan data tersebut.

Informasi yang diterima dari sumber Pemkot Surabaya, wartawan tersebut mendapat perintah dari redaktur untuk konfirmasi ke Gubernur Khofifah Indar Parawangsa terkait jumlah pasien terkonfirmasi hingga tembus sepuluh ribu bukan ke Wali Kota Risma.

Tetapi oleh wartawan tersebut, ia mengaku diperintah wawancara dengan Risma.