Teguh Santosa: Menjaga Kualitas Jurnalistik Lebih Memusingkan Daripada Mengurusi Bisnis Media

Kredibilitas, independensi dan penghormatan terhadap kode etik jurnalistik merupakan modal utama perusahaan media massa, apa pun platformnya.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Ilham Bintang ketika berbicara dalam diskusi virtual bertema “Pening dan Pentingnya Media” yang diselenggarakan Smart FM, Sabtu pagi (27/6).


Diskusi yang dipandu Ichsan Loulembah itu menghadirkan lima wartawan senior yang juga mengelola bisnis media massa.

Selain Ilham Bintang, pembicara lain adalah Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jakarta dan CEO RMOL Network Teguh Santosa, Penasehat Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan pendiri Tirto.id Sapto Anggoro, serta Pemimpin Redaksi Metro TV dan mantan anggota DPR RI periode 2014-2019, Arief Suditomo.

Ilham Bintang meminta agar pengelola media tak bosan mengingatkan semua wartawan untuk menghormati kode etik jurnalistik dan terus meningkatkan kualitas kerja.

"Karena pertahanan terakhir kita adalah berpegang teguh kepada kode etik," ujar Ilham Bintang.

Diskusi tersebut membicarakan situasi perusahaan media di tengah pandemi Covid-19. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuat persaingan media semakin ketat.

Lanskap baru komunikasi ini memungkinkan siapa pun, bukan hanya perusahaan media dan wartawan, dapat terlibat dalam proses pemberitaan.

Tidak sedikit individu yang tidak memiliki latar belakang kewartawanan menyediakan content bernilai berita untuk dikonsumsi masyarakat.

Tidak jarang, content yang mereka produksi itu lebih menarik perhatian publik. Di sisi lain, situasi pandemi Covid-19 menimbulkan persoalan baru bagi banyak perusahaan media massa dari sisi bisnis.

Perusahaan media harus menunaikan kewajiban pada karyawan sementara pendapatan menurun. Terkait masalah ini Teguh Santosa mengatakan, sisi kualitas jurnalistik merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan.

“Menjaga kualitas jurnalistik lebih memusingkan daripada mengurusi bisnis yang terpengaruh pandemi,” ujar anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat ini.

“Yang menjadi persoalan kita sampai dengan hari ini adalah kualitas jurnalistik. Saya kira itu lebih memusingkan kepala daripada urusan (mengelola bisnis) korporasi,” kata Teguh Santosa.