Pidato Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna 18 Juni 2020, yang baru dipublikasikan pada 28 Juni 2020, menyebut bakal melakukan reshuffle kabinet akibat kinerja para pembantunya dinilai biasa-biasa saja dalam menangani Covid-19.
- Mahasiswa Desak Kejagung Tetapkan Menpora Dito Tersangka Dalam Kasus Korupsi BTS
- Sosialisasikan Anies Presiden 2024, Relawan APIK Kunjungi PKS Lampung
- MKD Pastikan Terima Aduan Terhadap Azis Syamsuddin Soal Dugaan Suap
Beberapa sektor yang disebut Jokowi antara lain sektor kesehatan, sektor ekonomi, dan terkait distribusi bansos.
Jika terjadi reshuffle, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, ada beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju yang memungkinkan untuk diganti. Hal ini lantaran menteri tersebut disinggung dalam pidato, juga kinerjanya memang cenderung biasa dan nyaris tidak ada kemajuan.
"Menkes, Mensos, Menaker, Menkumham, dan menteri tim ekonomi: Menkeu," kata Ujang Komarudin dilansir Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Senin (29/6).
Secara khusus, pengamat politik jebolan Universitas Indonesia (UI) ini menyoroti penekanan dalam pidato Jokowi tersebut terkait anggaran penanganan Covid-19 yang telah dilakukan melalui UU Nomor 2/2020 namun justru realisasinya masih mengecewakan.
Menkeu Sri Mulyani, kata Ujang, sepertinya sektor kementerian yang belakangan disorot terus oleh mantan Walikota Solo itu.
"Mungkin itu juga yang sedang disorot Jokowi," tandasnya.
- Cuma Penggembira, PAN Tidak Terlalu Bawa Kekuatan Penting di Pemerintahan Jokowi
- Cendekiawan Muslim NU Sebut Klaim BIN Menyusup ke Taliban Berlebihan
- Kuatkan Dukungan Pilih Ganjar-Mahfud, Forum Silaturrahmi Gus dan Kyai Jatim Sowan ke Ponpes Al Mujadadiyah Madiun
