Kader Banteng Surabaya Kompak Kibarkan Bendera PDI Perjuangan di Rumah dan Kampung

Pembakaran bendera PDI Perjuangan di depan Gedung DPR-RI, 24 Juni lalu, direspon kader banteng di Kota Surabaya dengan memasang bendera partai di rumah dan berbagai kampung.


Ribuan bendera dinaikkan di pemukiman dan perkampungan, sejak Kamis pekan lalu (25/6) hingga berlanjut sampai waktu yang belum diputuskan.

”Ini respons kawan-kawan PDI Perjuangan Kota Surabaya. Kita spontan saja. Bendera kita dibakar, kita justru makin solid. Kita kibarkan bendera PDI Perjuangan di rumah masing-masing, di kampung-kampung atau lingkungan masing-masing kader,” ujar Anas Karno, Wakil

Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya, Senin (29/6/2020). Menurut Anas, mematuhi perintah harian Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Para kader tidak boleh terprovokasi dan harus menyerahkan masalah pembakaran bendera tersebut ke jalur hukum.

”Terus terang, kita semua marah. Tapi kita menyalurkan kemarahan dengan baik, yaitu melaporkan ke kepolisian dan mengibarkan bendera partai. Ibu Ketua Umum telah memerintahkan kepada kita semua untuk taat hukum,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, semula pihaknya menerima banyak sekali tumpahan kekesalan dari para kader, terkait aksi pembakaran bendera tersebut. Mereka semua ingin turun ke jalan.

”Namun, kita konsolidasikan. Kita semua rapat, dan sesuai perintah Ibu Megawati, semua kader jangan terprovokasi. Kita teguh dalam kesabaran revolusioner dan keyakinan penuh bahwa pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang, Satyam Eva Jayate, sebagaimana disampaikan Raden Wijaya,” ujarnya.

Menurut Adi, aksi masal memasang bendera partai di depan rumah masing-masing juga menjadi simbol bahwa kader PDIP selalu punya cara untuk menunjukkan sikapnya dengan baik dan tak destruktif.

”Partai ini punya sejarah panjang, berliku, dan ditindas selama Orde Baru. Desoekarnoisasi juga terus dilakukan sepanjang Orde Baru. Semuanya itu dilalui dengan kesabaran revolusioner dan kerja-kerja kerakyatan yang berbuah pada semakin tingginya kepercayaan rakyat. Mungkin itu yang membuat pihak tertentu tidak suka, dan lalu memfitnah dan memprovokasi dengan pembakaran bendera,” pungkas Adi.