Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara gamblang mengungkapkan terjadinya defisit negara hingga 10 tahun ke depan.
- Prabowo Subianto Resmi Buka Rapimnas Partai Gerindra 2022
- Putusan MK Munculkan Multitafsir Bagi Pj Kepala Daerah dari Unsur ASN
- Sering Dibantu Pembangunan Infrastuktur, Warga Banyuwangi Selatan Ucapkan Terima Kasih Kepada Dokter Agung Mulyono
Menurut Sri Mulyani, dampak pandemik virus corona atau Covid-19 berisiko membuat defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN) menjadi lebar.
Tidak tanggung-tanggung, defisit APBN yang semula ditaksir Rp 852,9 triliun atau 5,07 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana Perpres 54/2020, diprediksi akan membengkak menjadi Rp 1.039,2 triliun atau menjadi 6,34 persen dari PDB.
"Dengan adanya Covid-19 kita mengalami defisit yang meningkat secara dramatis, dan ini akan menjadi beban 10 tahun ke depan," ujar Sri Mulyani ketika melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis lalu (18/6).
Menanggapi hal itu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu menyarankan kepada Sri Mulyani untuk berkonsultasi kepada pejabat tinggi di negeri ini yang pernah sesumbar mengatakan tidak akan utang jika terpilih sebagai pemimpin.
Orang yang sama, kata Said Didu, juga pernah mengatakan bahwa masalah uang tidak perlu dipusingkan. Sebab uang sudah ada dan tinggal menunggu kinerja dari para pejabat.
Tak hanya itu, Said Didu juga mencatat bahwa orang tersebut juga pernah sesumbar siap menarik uang hingga puluhan ribu triliun. Di mana data uang itu diklaim ada di kantong orang yang bersangkutan.
“(katanya) akan ambil uang yang datanya ada di kantong sekitar Rp 11.000 triliun,” tutupnya.
- Politik Uang di Pilkada Bisa Diberantas Dengan Tiga Jurus
- Selesai Operasi, SBY Berterima Kasih ke Jokowi dan Megawati Soekarnoputri
- Wagub Emil Dardak Optimis Kabupaten Jember Mumpuni Jadi Trendsetter UMKM di Wilayah Tapal Kuda