Kisah Lutfan Berjualan Pentol Sambil Bawa Buku Bacaan Anak

Di era kemudahan dengan gadget atau dunia dalam genggaman yang saat ini menyelimuti kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali anak-anak yang telah memanfaatkannya sebagai alternatif dalam berkegiatan, Senin (06/07/2020).


Gadget, memang membuat segalanya mudah dan terhubung sangat cepat. Akan tetapi juga mempunyai sisi negatif, bila penggunaanya tidak dibarengi edukasi yang baik. Terlebih ketika dipegang oleh anak-anak yang masih membutuhkan buku bacaan untuk mengembangkan minat baca.

Berawal dari kepedulian untuk mengembangkan minat baca anak-anak. Seorang lelaki penjual pentol di Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini, menjajakan dagangan pentolnya dengan membawa buku bacaan berkeliling dari kampung ke kampung. 

Lelaki itu adalah Muhammad Lutfan Efendi (29), warga Dusun/Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Lutfan yang masih tinggal serumah dengan mertuanya ini, berjualan pentol keliling sejak tahun 2016.

Lutfan yang juga aktif di kegiatan kepemudaan organisasi GP Ansor ini berjualan pentol sambil membawa buku bacaan dalam beberapa bulan terakhir. Di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, tidak menyurutkan niat Lutfan untuk melakukan hal positif di sela-sela aktivitas berdagangnya. 

Lutfan yang sudah menikah dan dikaruniai satu orang putra ini, mendapat ide berjualan pentol sembari membawa buku bacaan dari relasi sahabatnya yang notabene para pegiat literasi di Kabupaten Jombang.

Setelah mendapat tawaran dan dukungan dari teman-temannya untuk membawa buku bacaan sambil berjualan. Disaat itulah, Lutfan langsung saja menerima tawaran tersebut, karena didalam benaknya mencari rezeki sembari ada kemanfaatan bagi pelanggan yang kebanyakan anak-anak.

"Saya banyak teman pegiat literasi, dan saya harapkan ini bisa bermanfaat bagi orang lain. Terlebih lagi bisa meningkatkan minat masyarakat, terutama anak-anak untuk membaca buku," terang Lutfan.

Lutfan setiap hari, berjualan pentol keliling menggunakan rombong yang bertuliskan " Pentol Nusantara " dengan dibonceng pada jok belakang sepeda motor miliknya ini, mulai pukul 16.00 - 20.30 WIB. Di rombong pentol itu tersedia ruang menaruh buku bacaan berbagai judul.

Didepan rumah yang ia tempati bersama anak dan istrinya, Lutfan menyiapkan segala macam bumbu beserta rombong pentolnya. Pentol dan makanan pendamping lainnya dimasukkan ke dalam etalase dan panci yang sudah disiapkan.

Usai menata dagangan pentolnya, kemudian ia mengambil buku bacaan yang hendak dibawanya. Kemudian ditaruh dan ditata sedemikian rupa di rombong pentol yang telah disediakan khusus untuk menaruh buku-buku bacaan tersebut.

"Berjualan pentol mulai dari sore dan kelilingnya hanya sebatas satu desa saja, biasanya tidak sampai keluar desa, kecuali ada tontotan atau event-event tertentu, saya baru berjualan keluar," terangnya. 

Suami dari Diah Purnawati (24), ini menjelaskan bahwa buku-buku yang dibawa merupakan buku yang biasanya disukai oleh anak-anak pada umumnya yakni terdiri dari buku bacaan ilmu pengetahuan, komik, novel, dongeng, hingga majalah dan buku tentang kehidupan.

"Para pembeli sudah mengetahui tempatmya dan biasanya langsung mengambil buku yang tersedia. Ini gratis, tidak dipungut biaya sama sekali. Terkadang juga ada yang membawa pulang bukunya untuk dibaca di rumah," ungkapnya.

Lutfan menambahkan jika rata-rata pelanggan membaca buku antara 5 sampai 10 menit dengan durasi yang berbeda-beda, selanjutnya menukar buku bacaan lainnya. Dan jika menukar bacaan lain harus mengembalikan buku yang dipinjam sebelumnya.

"Pelanggan kebanyakan anak-anak usia sekolah dasar. Kalau yang remaja biasanya membaca buku novel," tuturnya.

Menurut Lutfan, anak-anak yang belum bersentuhan dengan gadget, sangat antusias membacanya. Sedangkan usia remaja yang biasa pegang gadget, minat membaca buku yang dibawanya tidak seantusias anak-anak. 

"Saat ini buku yang saya bawa, sementara sekitar ada 60 buah. Dan ada lima buku yang dipinjam dibawa pulang oleh pelanggan. Buku-buku ini, dibantu oleh sahabat pegiat literasi di Jombang," bebernya.

Lutfanpun tidak menolak, jika ada yang ingin menyumbang buku bekas yang masih layak untuk dibaca. Tak hanya itu, dirinya juga mulai menyisihkan sebagian pendapatan dari berjualan pentol keliling untuk membeli buku.

"Saya berterima kasih, dan mempunyai keinginan memiliki buku sendiri, dari hasil usaha. Setelah kebutuhan keluarga dan lainnya terpenuhi, sehingga bisa menyisihkan untuk membeli buku, dan bisa bermanfaat bagi orang lain," pungkasnya.