Rata-rata Narkoba Masuk Indonesia Berasal dari Myanmar Melalui Jalur Laut

Para pengedar narkoba memanfaatkan jalur darat dari Thailand-Malaysia-Indonesia. Atau menggunakan jalur laut dan masuk ke perairan-perairan yang minim penjagaan.


Sebagian besar peredaran narkoba berproduk narkotika dan amphetamine yang masuk ke Indonesia buatan Myanmar.

“Mereka akan berusaha menyebar produk ke seluruh dunia. Termasuk Indonesia,” kata Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Iza Fadri, kemarin.

Menurut Iza, saat ini terdapat produsen besar narkotik dan amphetamine di kawasan Golden Triangle (Segi Tiga Emas), Myanmar, yang berbatasan dengan Cina.

Menurut Badan Narkotik Persatuan Bangsa-Bangsa (UNODC), kata Iza, narkotika dari daerah ini mengalir ke mana-mana.

“Termasuk ke Indonesia,” kata Iza.

Sepanjang 2020, Bea Cukai Aceh menggagalkan penyelundupan 186 kilogram sabu-sabu ke Aceh.

Sebagaimana diberitakan Kantor Berita RMOLAceh, Kepala Bidang Fasilitasi Kepabeanan dan Cukai Kanwil Bea Cukai Aceh, Isnu Irwantoro, menyebutkan narkotika golongan satu itu berasal dari Malaysia.

Jurnal UNODC menyebut Kawasan Segitiga Emas merupakan wilayah pegunungan seluas 950 kilometer persegi dan digunakan untuk menanam opium. Kawasan ini merupakan kawasan terbesar kedua di dunia setelah Afghanistan untuk penghasil opium.

Produksi narkoba di kawasan Segitiga Emas termasuk dalam kategori narkotika dan potential addictive. Narkotika tersebut terbuat dari tumbuhan opium poppy, disebut juga dengan papaver somniferum yang merupakan bahan baku pembuatan heroin.

Aktivitas perdagangan narkotika di Asia Tenggara begitu besar. Aktivitas tersebut berasal dari Myanmar dengan cara menyelundupkan ke perbatasan-perbatasan negara. Perdagangan gelap narkotika ini mengancam bagi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Tenggara.