Sandiaga Uno: Di Tengah Pandemik Covid-19, UMKM yang Bantu Pemerintah

Ketua Dewan Pembina Bank Infaq, Sandiaga S Uno membeberkan strategi bertahan UMKM dalam menghadapi pandemik virus corona atau Covid-19.


Hal ini dikatakan Sandiaga Uno dalam diskusi webinar yang digelar kelompok Kajian Jumat Malam (K-Jam) dengan bertema “UMKM: Alternatif Solusi Bertahan Menghadapi Tantangan Pagebluk Covid-19”, Jumat (10/7).

“Ada dua strategi dari UMKM agar dapat bertahan dari pandemik Covid-19. Yakni pivot dan rebound,” kata Sandi dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

UMKM di tengah pandemik Covid-19, menurut Sandi, merupakan sektor yang paling terhempas terlebih dahulu. Dan, UMKM inilah yang paling menderita.

“Bahkan sebelum pagebluk, kondisi ekonomi kita sudah melambat. Di saat tahap pertama bulan Maret pagebluk, UMKM terpukul jatuh. Uang susah didapat. Omzet menurun drastis. Padahal dana tunai sangat diperlukan. Karena itu cash is king,” ujar Sandi.

Di tahap ini UMKM mengalami masalah di penjualan yang menurun, permodalan menurun, dan kesulitan bahan baku, Sandi menyebut, hasil survei 47 persen UMKM akan berhenti usahanya.

“Coba kita perhatikan di pasar tradisional dan pasar modern, semua tidak bergerak. Mereka menghadapi dua tantangan, penghasilan menurun dan pengeluaran meningkat,” imbuhnya.

Menginjak April-Mei, lanjut Sandi, masuk pada tahap kedua pagebluk. Di sini UMKM melakukan perubahan sistem, distribusi, hingga investasi.

“Misalnya ada UMKM yang menjual busana Muslim kini berubah menjadi penjual APD (alat pelindung diri) dengan mengoptimalkan digitalisasi. Hikmah terbesar dari krisis ini, UMKM menjadi tangguh dan cepat dalam melakukan adaptasi,” urainya.

Memasuk Juni-Juli atau tahap ketiga, pagebluk mencapai puncak-puncaknya. Karena itu Sandi meminta agar pelaku UMKM untuk tetap tenang dan tidak panik.

“Di puncak pagebluk, saya minta UMKM tetap tenang. Saya berharap ini akan melandai setelah kita mencapai puncak. Setelah itu kita bergandengan tangan melalui ekosistem UMKM yang kuat,” jelasnya.

Terkait rebound atau alternatif solusi UMKM agar bisa bertahan, papar Sandi, UMKM di tiap krisis justru dengan mudah bangkit kembali.

“Di tengah krisis, UMKM juga yang cepat pulihnya. Karena peluang UMKM sangat cepat menyesuaikan diri atau adaptasi. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan besar yang selalu menunggu jatah pemerintah,” terang Sandi.

Meski saat ini pemerintah sudah membuat paket kebijakan, namun kata Sandi, praktinya terkesan sangat lamban.

“Lemahnya paket kebijakan atau stimulus pemerintah ini mengakitkan UMKM harus menunggu lebih lama untuk bangkit. Pemerintah belum cukup mengeksekusi atau membantu UMKM. Sebaliknya, di tengah relaksasi Covid-19 ini, justru UMKM yang membantu pemerintah,” tandasnya.