Politisi PKS Nasir Djamil memberikan acungan jempol kepada ketegasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengembalikan Hagia Sophia menjadi tempat ibadah umat Islam
- Kaesang Mulai Menyebar Stigma Dinasti Politik itu Lumrah
- Megawati Sulit Dipengaruhi, PDIP Tetap Tolak Penundaan Pemilu 2024
- DPR Desak Ungkap Aktor Intelektual Penusukan Syech Ali Jaber, Polisi Jangan Mudah Simpulkan Pelaku Idap Gangguan Jiwa
Menurutnya, ketegasan itu menjadi tanda Erdogan memang berdaulat sebagai seorang pemimpin yang pro rakyat, utamanya umat Islam. Erdogan tidak tunduk dengan kecaman yang datang atas kebijakan tersebut, termasuk dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
“Erdogan memang sangat berdaulat. Meskipun disesalkan oleh Unesco, Erdogan tetap tidak menyerah,” ujar Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/7).
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS ini mengatakan, Erdogan sudah sejak lama ingin mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid. Dalam rencana itu, Erdogan tidak ingin melibatkan UNESCO karena menilai organisasi tersebut tidak banyak memberi bantuan. UNESCO tampak diam saat sejumlah situs budaya agama Islam dihancurkan dalam perang di Afghanistan, Suriah, Irak, dan Pakistan.
“UNESCO juga enggak bisa berbuat banyak. Sepertinya, UNESCO enggak bisa melindungi, situs-situs itu juga,” kata Nasir.
Atas alasan itu, Nasir Djamil menilai pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid adalah tanda kebangkitan Islam di dunia.
“Ini bukti keberanian Erdogan dan bisa saja ini bagian dari kebangkitan Islam,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Komisi A Dorong Bumdes Mandiri Dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Desa
- Bjorka Dimunculkan untuk Menenggelamkan Kasus Ferdy Sambo?
- Internal KPK: Siang Ini Hasil TWK Pegawai KPK Diumumkan ke Publik