Politisi PKS Nasir Djamil memberikan acungan jempol kepada ketegasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengembalikan Hagia Sophia menjadi tempat ibadah umat Islam
- Anggaran Kecil Tak Halangi Prestasi, Kemenpora Tuai Pujian
- Anies Disarankan Gandeng Jenderal Polisi Jika Ingin Menang
- Ketum KNPI: Dua Kali Pilpres Ikhlas Dukung Kader, Kini Saatnya PDIP Calonkan Keturunan Pak Soekarno
Menurutnya, ketegasan itu menjadi tanda Erdogan memang berdaulat sebagai seorang pemimpin yang pro rakyat, utamanya umat Islam. Erdogan tidak tunduk dengan kecaman yang datang atas kebijakan tersebut, termasuk dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
“Erdogan memang sangat berdaulat. Meskipun disesalkan oleh Unesco, Erdogan tetap tidak menyerah,” ujar Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (11/7).
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS ini mengatakan, Erdogan sudah sejak lama ingin mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid. Dalam rencana itu, Erdogan tidak ingin melibatkan UNESCO karena menilai organisasi tersebut tidak banyak memberi bantuan. UNESCO tampak diam saat sejumlah situs budaya agama Islam dihancurkan dalam perang di Afghanistan, Suriah, Irak, dan Pakistan.
“UNESCO juga enggak bisa berbuat banyak. Sepertinya, UNESCO enggak bisa melindungi, situs-situs itu juga,” kata Nasir.
Atas alasan itu, Nasir Djamil menilai pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid adalah tanda kebangkitan Islam di dunia.
“Ini bukti keberanian Erdogan dan bisa saja ini bagian dari kebangkitan Islam,” tandasnya.
- Aneh Jika Mendikbud Tidak Direshuffle, Satu Generasi Berantakan di Tangan Nadiem Makarim
- Ketua MPR Desak Kominfo Investigasi Dugaan Kebocoran 279 Juta Data Penduduk Indonesia
- Digitalisasi Transaksi Keuangan Daerah, Baru 110 Daerah Yang Bentuk Tim Percepatan