Pembangunan Pabrik Gula Barata Indonesia Masuki Tahap Commisioning

Di tengah merebaknya pandemi, PT Barata Indonesia (Persero) terus berkomitmen dalam menyelesaikan sejumlah proyek strategis nasional sesuai target kerja yang ditentukan, yang terkini ialah Pembangunan Pabrik Gula. Pembangunan Pabrik Gula nasional merupakan komitmen perseroan dalam mendukung program ketahanan pangan dan swasembada gula.


"Dengan pengalaman yang telah dimiliki Barata Indonesia selama satu abad di industri gula, perseroan berkeinginan menjadi solution provider bagi proyek–proyek industri agro, khususnya industri gula nasional dalam rangka mengatasi tantangan kelangkaan komoditas gula produksi dalam negeri, kata Direktur Utama Barata Indonesia, Fajar Harry Sampurno, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (16/7).

Industri gula nasional, lanjutnya, sangat berpeluang menjadi penopang swasembada pangan setelah swasembada beras. Penyelesaian pembangunan Pabrik Gula ini merupakan upaya kami dalam mewujudkannya dan kami berharap hal ini dapat mendorong multiplier effect ekonomi bagi seluruh pihak.

Lebih lanjut,  Barata  Indonesia juga berkeinginan  untuk terus memberikan kontribusi terhadap terciptanya percepatan kemandirian industri gula dalam negeri melalui komitmen penggunaan konten lokal yang tinggi. 

Barata Indonesia saat ini juga sedang berusaha menyelesaikan pembangunan Pabrik Gula Bombana Sulawesi Tenggara (kapasitas 12.000 TCD). Di bidang Industri Agro, Barata Indonesia memiliki kompetensi untuk memproduksi berbagai  komponen pabrik gula serta pabrik gula lengkap dengan berbagai kapasitas sampai dengan 15.000 TCD.  

Selain pabrik gula, Barata Indonesia juga memiliki kapabilitas untuk membangun pabrik garam, pabrik sagu, bioetanol, dan kelapa sawit.

Barata Indonesia berharap kontribusi perseroan dalam berbagai proyek pabrik gula di tanah air ini dapat meningkatkan nilai tambah yang bisa dihasilkan di dalam negeri. Sehingga mempercepat terwujudnya ketahanan pangan dan swasembada gula dan tercipatanya kemandirian dalam industri manufaktur tanah air

Pabrik Gula yang telah menjalani Tahap commissioning adalah PG Asembagus Situbondo (revitalisasi kapasitas 6000 TCD) dan PG Rendeng Kudus (4000 TCD).  Selain pabrik gula, Divisi Industri Gula dan Agro juga sedang menyiapkan komponen Pabrik Bioethanol (kapasitas 330000 KL) Gempolkrep, Mojokerto.