Branding Produk di Tengah Pandemik Harus Sentuh Otak, Hati dan Perut

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus pengagas Rumah Siap Kerja, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, parameter keberhasilan saat merencanakan branding sebuah produk yakni bila produk sudah menyentuh tiga level, yaitu level rasio atau otak, level hati, dan level perut.


Hal ini disampaikan Sandiaga saat mengadakan talkshow bertema 'Pulihkan Ibu Pertiwi: Product Branding in The Middle of Pandemic' secara daring seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (25/7).

“Pada level rasio, orang bisa menjelaskan secara rasional kenapa kita membeli produk tersebut. The next level, semakin turun ke bawah yaitu orang beli produk kita karena ada rasa bahagia dan rasa superior saat menggunakan produk kita. Yang penting lagi adalah level perut yang berarti orang akan membeli produk kita engga pake mikir lagi. Yang terakhir ini yang paling susah,” urai Sandiaga.

Dalam acara tersebut juga dihadirkan Founder and President Director Binar Academy, Alamanda Shantika Santoso dan Digital Trainer for SMEs and Head Facilitator Kaizen Room, Aidil Wicaksono yang khusus membahas tips dan trik untuk meningkatkan penjualan serta mengembangkan usaha di tengah pandemik Covid-19.

Menurut Alamanda, di masa sekarang penting merencanakan branding sebuah produk dengan mengetahui terlebih dahulu siapa target market dari produk yang akan dibangun, mengetahui tempat tinggal target, serta mengetahui kebutuhan target market.

“Pertama yang harus kita pelajari itu yang customer kita inginkan itu apa. Tapi yang paling penting dilakukan adalah mapping dulu siapa customer kita. Jadi, pertama kali define dulu siapa sih persona-persona yang mau kita targetkan?” jelas Alamanda.

Yang tidak kalah penting saat merencanakan branding adalah tujuan awal. Penting juga melakukan interaksi dengan customer guna merencanakan branding produk.

“Skill lain saat merencanakan branding produk kita adalah mau mendengar dan melihat kegelisahan atau kebutuhan. Kita harus mau tahu masalah yang mereka (target market) hadapi itu apa dan apakah kita memamg bisa menjadi solusi atas masalahnya mereka (target market),” sambut Aidil Wicaksono.