Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Ditipideksus) Bareskrim Polri menelusuri aliran uang 8 perusahaan Maria Pauline Lumowa yang menikmati L/C fiktif.
- Gantikan Ferdy Sambo, Kapolri Lantik Irjen Syahar Diantono Sebagai Kadiv Propam
- Notaris Diwanti-wanti Tidak Terlibat Pendanaan Teroris
- Pakar Hukum Pidana: Tuntutan Hukuman Mati terhadap Heru Hidayat Jalan Indonesia Bebas Korupsi
Demikian disampaikan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono kepada wartawan, Rabu (29/7).
Menurut Awi, dalam mengelola delapan perusahaan yang terhimpun dalam Gramarindo grup itu, Maria Pauline Lumowa sebagai pengendali sepenuhnya, di mana sahamnya dibagikan kepada saudara kandung dan orang-orang kepercayaan.
“Di samping itu, MPL juga sebagai policy dan decision maker (key person) dalam mengendalikan Group Gramarindo terdiri dari 8 perusahaan,” kata Awi.
Gramarindo grup kemudian mengajukan 41 slip L/C ke Bank BNI senilai 76.943.059 dolar AS dan 56.114.446 euro.
Dari total 41 slip L/C ini, Awi mengurai, delapan perusahaan yang dibawah kendali Maria itu masing-masing menikmati fasilitas L/C fiktif. Di antaranya PT TCP (5 L/C), PT. FK (2 L/C), PT. MUEI (9 L/C), PT. GMI (8 L/C), PT. BNK (7 L/C), PT. BSM (6 L/C), PT. FM (2 L/C), PT. MT (2 L/C).
“Yang jelas Polri akan follow the money,” demikian Awi seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Sementara itu, setelah Maria diseret ke Indonesia dari Serbia, penyidikan terhadap kasusnya kembali dimulai.
Hingga saat ini, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 14 orang saksi.
Di samping itu, Awi menambahkan, Polri dalam rangka mengungkap sekaligus melakukan tracing asset Maria telah berkoordinasi dengan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung RI dan Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
- KPK Tahan Politikus PKB Reyna Usman dalam Kasus Korupsi Kemnaker
- Anas Urbaningrum Dieksekusi ke Lapas Sukamiskin
- Kapolri Minta Penyidik Manfaatkan SCI untuk Usut Penyebab Kematian Brigadir HS