SMP di Surabaya Akan Dibuka Lagi, Murid Masuk Sekolah Bergantian

Setelah sempat lama sekolah di rumah dengan sistem daring, kini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana membuka kembali belajar lewat tatap muka secara langsung.


Namun sayangnya kapan rencana pembukaan sekolah ini khususnya tingkat menengah pertama (SMP) belum dipastikan.

Tetapi yang jelas pembukaan kembali sekolah ini akan dilakukan dengan sistem shift.

"Memang Pemerintah Kota Surabaya berencana akan memasukkan, tapi tidak semuanya, akan dicek dulu terkait protokol kesehatan, jadi nanti itu akan disimulasikan, mana-mana yang sekiranya SMP ini bisa masuk, dan mana yang tidak," ujar Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (29/7).

Dibukanya sekolah di Kota Surabaya, lanjut Febri nantinya juga akan lolos dari evaluasi dan hasil tracing yang dilakukan oleh Pemkot. Terutama area aman dari kasus persebaran Virus Corona.

"Disesuaikan dengan adanya kasus pesebaran Virus Corona, kan kami punya data soal pesebaran tersebut, dengan itu nanti akan evaluasi lagi. Jadi sementara, nanti ada tim dari Pemkot, melakukan simulasi dan survei, seperti anak ini tinggal dimana, orang tuanya kerja apa, nanti akan dijelaskan terlebih dahulu sehingga diputuskan mana yang masuk, dan mana yang tidak," ungkapnya.

Yang menjadi target utama menurut Febri adalah dalam pengawasan atau traccing. Artinya sekolahan yang berada di area perbatasan dengan Kota/Kabupaten lainnya.

"Seperti contoh perbatasan, Surabaya-Gresik atau Surabaya-Sidoarjo, lah ini juga perlu penanganan khusus soal masuk atau tidaknya. Ini masih dievaluasi dan disimulasikan, nanti kalau sudah jelas akan kami sampaikan lebih lanjut lagi," paparnya.

Ia menambahkan alasan Pemkot Surabaya segera membuka lagi SMP, yakni semakin banyaknya anak atau remaja, yang masih duduk di bangku sekolahan atau SMP, bersepeda sampai larut malam.

Bahkan, akhir-akhir ini, adanya balap sepeda kayuh yang dibumbuhi dengan taruhan.

"Saat ini sudah dirapatkan terkait persiapan itu, tim juga sudah simulasi, kalau bisa secepatnya, kenapa anak-anak ini kembali masuk sekolah, ada fenomena yang terjadi di malam hari, ketika anak-anak sekolah online, yakni bersepeda pada malam hari," ucapnya.

Dipilihnya penerapan sistem shift atau bergantian masuk sekolah ini masih kata Febri dikarenakan kapasitas yang kurang untuk menjaga jarak antar siswa.

"Nggak akan semua masuk, ini juga disiapkan pembelajaran, dari teman-teman Kominfo dan teman-teman pertelevisian, nanti nya ada sistem shift. Sementara untuk saat ini masih siswa SMP, karena Pemkot menilai yang SMP ini sudah mulai paham dan mengerti soal protokol kesehatan," pungkasnya.