Prabowo Kembali Jadi Ketum Karena Jokowi Tidak Bisa Nyapres Lagi

Prabowo Subianto/net
Prabowo Subianto/net

Hasil Kongres Luar Biasa (KLB) kembali menetapkan Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai Gerindra periode 2020-2025.


Analis politik yang juga Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra mengatakan, masih dipertahankannya Prabowo sebagai ketum bisa dilihat dari dua kacamata politik. 


Pertama, masih ada keinginan Prabowo atau Gerindra untuk mengusung Menteri Pertahanan itu pada Pemilihan Presiden 2024. Keinginan ini bisa jadi didasari bahwa nama Prabowo masih masuk dalam lima besar tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden. 


"Selain itu, parameter lain yang digunakan adalah, dua kali pilpres lawan terberat Prabowo adalah Jokowi, sedangkan dalam pilpres mendatang, Jokowi sudah tidak bisa maju sehingga ini bisa saja dibaca sebagai peluang untuk menang masih terbuka," ujar Iwel Sastra kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (8/8). 


Kedua, sampai saat ini belum terlihat siapa yang pantas untuk menggantikan Prabowo, dan belum terlihat ada yang diistimewakan oleh Prabowo. Petinggi Gerindra yang memiliki peluang untuk memimpin partai karena faktor kedekatan dengan Prabowo bukan hanya Sandiaga Uno, tetapi ada juga beberapa nama lain seperti Fadli Zon yang pernah menjadi wakil ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad yang saat ini menjadi wakil ketua DPR, Edhy Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, serta sejumlah nama lainnya. Untuk Sandiaga Uno yang digadang-gadang maju di pilpres mendatang, lanjut Iwel Sastra, kalau ingin mengincar posisi RI 1, maka peluangnya sangat tipis untuk menjadikan Gerindra sebagai kendaraan politik.


 "Peluang yang masih terbuka menjadi cawapres, itu pun kalau Prabowo gandeng Sandi kembali sebagai pasangannya seperti pilpres tahun lalu," sebutnya. 


"Sebaiknya Sandiaga berusaha untuk terus meningkatkan elektabilitas, siapa tahu dengan elektabilitas yang makin tinggi ada partai lain yang nanti meliriknya untuk diusung, baik sebagai capres maupun wapres," tambah Iwel Sastra.