8 Hari Lagi Dindik Jatim Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka SMA/SMK

Delapan hari lagi, tepatnya pada 18 Agustus, Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) berencana melakukan uji coba pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Delapan hari lagi, tepatnya pada 18 Agustus, Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) berencana melakukan uji coba pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Delapan hari lagi, tepatnya pada 18 Agustus, Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) berencana melakukan uji coba pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB).


"Uji coba pembelajaran tatap muka akan dilakukan di SMA, SMK dan SLB pada 18 Agustus di masing-masing kota baik sekolah swasta dan negeri sesuai kesiapan sekolah," kata Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (10/8). 

Dia menyatakan, uji coba pembelajaran tatap muka dilakukan karena banyaknya kendala selama pembelajaran jarak jauh. "Karena sebagian besar dari mereka harus pinjam ponsel ke tetangga dan ada pula yang punya ponsel satu," jelasnya. 

Selain itu PJJ juga terkendala internet yang terbatas di beberapa wilayah dan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas dalam kemampuan memakai teknologi. 

Pertimbangan lainnya adalah siswa SMA/SMK sederajat telah memiliki kondisi fisik dan tahap pola pikirnya mampu melaksanakan protokol kesehatan.  

"Gubernur Jatim sudah mengeluarkan surat dan hari ini diterima sekolah beserta teknisnya dari surat kepala dinas,"katanya. 

Dari surat tersebut cabang dinas dan kepala sekolah akan diminta untuk koordinasi dengan Satuan Tugas COVID-19 karena pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus atas persetujuan mereka. 

"Saran prasarana juga harus disiapkan, mulai dari alat cuci tangan, disinfektas dan lainnya. Tempat ibadah juga harus diperhatikan, jangan sampai alat ibadah seperti sajadah digunakan bergantian," ujarnya 

Jika berjalan dengan baik, pada awal September, skema pembelajaran tatap muka yang menjadi percontohan nasional ini akan dikembangkan lebih besar lagi.  

Wahid menjelaskan, kebijakan uji coba bisa dilakukan kecuali di zona merah. Untuk yang zona orange diperkenankan secara bergiliran masing-masing kelas 25 persen. 

"Jadi jika sekelas ada 36 siswa, maka saat uji coba hanya sembilan siswa yang masuk. Sementara untuk zona hijau bisa melakukan pembelajaran tatap muka dengan 50 persen siswa masuk," pungkas dia.