Cawali Surabaya Pilih Wakil Perempuan Lebih Berpeluang Menang

Siti Nafsiyah/Istimewa
Siti Nafsiyah/Istimewa

Selama dua periode, Tri Rismaharini alias Risma tak hanya membawa kemajuan bagi Surabaya tapi juga dicintai warganya.


Menurut Sekretaris DPD Lingkaran Pendamping Program Pemberdayaan (LPPP) Surabaya, Siti Nafsiyah, figur perempuan masih dibutuhkan untuk memimpin Surabaya.

"Itu realitas yang tak bisa dipungkiri, karena Bu Risma bisa melayani dan mengayomi warganya," kata Siti dalam diskusi online, Minggu (9/8).

Karena itu, seyogiyanya pemimpin Surabaya pasca Risma tak seharusnya lepas dari sentuhan perempuan. Tapi karena situasi politik yang mengerucut calon wali kota semuanya laki-laki, maka perempuan bisa diplot sebagai calon wakil.
 
Siti menyarankan, selain pertimbangan elektoral, calon wakil yang akan dipilih sebaiknya figur perempuan yang memiliki karakter kepemimpinan seperti Risma, yakni suka blusukan, melayani, dan mengayomi warganya.

"Dari kandidat perempuan di antaranya Lia Istifhama, Dwi Astuti, dan Reni Astuti, maupun Dyah Katarina. Kita bisa lihat sendiri siapa yang banyak turun ke pasar, kampung, PKK dan sebagainya. Sudah bisa kita lihat kok," imbunya.

Siti yakin, jika calon wali kota bisa menggandeng calon wakil yang memiliki popularitas, elektabilitas yang tinggi serta rajin melakukan penyapaan ke masyarakat, maka peluang menangnya lebih besar.

"Peluang calon wali kota memenangi Pilwali Surabaya lebih besar, kalau menggandeng calon wakil dari perempuan. Tapi harapan saya, perempuan itu sudah terbukti melakukan penyapaan, berinteraksi, dan memberi manfaat kepada masyrakat," tuntasnya.