WHO Tinjau Kembali Ujicoba Vaksin Sputnik V Buatan Rusia

Foto ilustrasi vaksin/Net
Foto ilustrasi vaksin/Net

Ujicoba vaksin Covid-19 buatan Rusia yang sudah didaftarkan pada regulator obat-obatan nasional akan ditinjau kembali oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


Vaksin bernama "Sputnik V" itu diambil dari nama satelit pertama yang diluncurkan oleh Rusia, ketika masih menjadi Uni Soviet. Sebelumnya, vaksin sendiri disebut Gam-COVID-Vac.

Sputnik V dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia.

Saat ini, Sputnik V menjadi vaksin pertama di dunia yang sudah diregistrasi. Meski sudah dalam tahap registrasi, vaksin tersebut masih dalam tahap uji klinis tahap 3 pada manusia. Sehingga banyak pihak yang meragukannya.

Walau mengaku menyambut baik cepatnya kemajuan pengembangan vaksin Covid-19 buatan Rusia, WHO mengatakan percepatan tetap harus dilakukan sesuai dengan proses yang ditetapkan untuk memastikan keamanan. Sehingga, organisasi tersebut berencana untuk meninjau uji coba vaksin.

"WHO menyambut baik semua kemajuan dalam penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19," kata WHO seperti dikutip Sputnik.

“WHO mengetahui bahwa vaksin Covid-19 telah terdaftar dalam daftar obat-obatan nasional Federasi Rusia. WHO berhubungan dengan para ilmuwan dan otoritas Rusia, dan berharap untuk meninjau rincian uji coba,” tambah organisasi tersebut.

Pekan lalu, WHO mengatakan, vaksin Covid-19 harus melalui proses prakualifikasi yang melibatkan tinjauan dan penilaian yang ketat dari semua data keamanan dan kemanjuran yang dikumpulkan melalui uji klinis.

Hal yang sama juga diungkap oleh Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr Anthony Fauci.

"Saya berharap China dan Rusia benar-benar menguji vaksin sebelum mereka memberikannya kepada siapapun," ujarnya.

Uji Klinis Sputnik V dimulai pada 18 Juni yang melibatkan 38 sukarelawan, semuanya mengembangkan kekebalan. Grup pertama diberhentikan pada 15 Juli, grup kedua pada 20 Juli.