Terima Banyak Keluhan Orang Tua Siswa, Hadi Dediansyah Berharap Pemerintah Terapkan Pembelajaran Tatap Muka

Wakil ketua komisi A DPRD Jatim Hadi Dediansyah saat menggelar reses/RMOLJatim
Wakil ketua komisi A DPRD Jatim Hadi Dediansyah saat menggelar reses/RMOLJatim

Wakil ketua komisi A DPRD Jawa Timur Hadi Dediansyah berharap agar pemerintah pusat segera menerapkan kebijakan belajar mengajar secara tatap muka. Hal itu dikatakan politisi Gerindra tersebut usai melakukan reses Kelurahan Kembangan Utara Kecamatan Pabean cantikan Surabaya pada Kamis malam (17/9/2020).


Meski demikian, Hadi menekankan pembukaan sekolah itu harus memperhatikan proses protokol kesehatan secara ketat. Selain jumlah kuota siswa yang harus dikurangi, para siswa harus mewajibkan memakai masker dan menjaga jarak atau Social distancing untuk menghindari penularan covid 19.

"Harus dimulai kuota kan jatah misalkan 100 harus diisi 50 artinya kan Jalan bisa dimulai 50% Masuk 50% istirahat," katanya.

Politisi partai Gerindra itu khawatir kalau pembelajaran daring terus-menerus dilakukan akan berdampak pada ada di kondisi akademik para para siswa. Mereka tidak dapat memperoleh keterampilan dan kompetensi maksimal selama proses belajar mengajar daring karena metode pembelajaran yang cenderung asal-asalan.

"Jadi nanti bergantian karena kalau tidak diawali Kasihan anak kita belajar daring sekarang ini tidak ada target sama sekali yang belajar malah ibunya," tambahnya.

Hadi dediansyah meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim serta Pemprov Jatim bijak dalam melihat pandemi covid 19 secara menyeluruh.

Menurut dia, pembelajaran tatap muka secara langsung sangat diperlukan agar  keterampilan anak  didik  bisa bertambah secara signifikan. Mereka akan dapat dipantau oleh pengajar secara langsung dan  pola seperti itu akan sangat efektif meningkatkan kemampuan para siswa .

"Jadi menteri pendidikan maupun Pemprov Jatim harus membantu persoalan jangan dianggap banyak persoalan merata pada kepentingan Covid 19," tandasnya.

Dia mengakui banyak keluhan yang diterima oleh masyarakat terkait sistem metode pembelajaran daring tersebut. Pasalnya selama ini Ketika praktek itu dilakukan banyak orang tua yang kesulitan untuk mengikuti proses belajar secara onlineersebut, karena tidak paham teknologi.

Dia yakin proses belajar tatap muka akan berjalan maksimal dan tidak menjadi penularan pandemi covid 19 pasalnya para pendidik dan pengajar akan sangat paham aturan tentang protokol kesehatan yang terus-menerus akan disosialisasikan kepada para siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.

"Ini yang disarankan orang tua, anak-anak imunnya lebih kuat kerawanan atau tidak Ini kan kalau kita tidak mengindahkan aturan, tidak mengindahkan Perda. Tapi ini kan tidak di sekolahan semua aturan penyelenggaranya juga bisa melemparkan ke siswanya jadi ambilnya ketika dilaksanakan tatap muka aturan akan berjalan protokol kesehatan akan berjalan mereka mungkin sudah memahami termasuk SD," tambahnya.

Dijelaskan Hadiansyah proses belajar tatap muka merupakan momen terbaik untuk para siswa agar mereka praktek secara langsung untuk menerapkan protokol kesehatan secara masif dan terus-menerus seperti halnya mencuci tangan menggunakan masker dan menjaga jarak agar terhindar dari virus covid-19.
 

"Ini sebenarnya momentum terbaik untuk mengerjakan mereka protokol hidup sehat artinya mendidik anak bisa langsung praktek secara langsung bukan hanya sebatas teori misalkan di sekolah gimana hidup bersih cuci tangan pakai masker jaga jarak anak-anak ini terlatih secara langsung daripada belajar daring tidak ada kejelasannya," pungkasnya.