Di Masa Kampanye, Gerakan Tolak Politik Dinasti Kembali Muncul di Banyuwangi

Perwakilan dari 7 komunitas yang menyuarakan tolak politik dinasti/RMOLJatim
Perwakilan dari 7 komunitas yang menyuarakan tolak politik dinasti/RMOLJatim

Di Banyuwangi muncul kembali sebuah gerakan yang menyuarakan tolak politik dinasti disaat masa-masa kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati. Setidaknya, terdapat 7 komunitas yang bergabung.


Di antaranya, Gelombang Milenial Nusantara, Forum Peduli Bangsa, Komunitas Netizen Banyuwangi Bersuara, Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu, Masyarakat Tolak Politik Dinasti, Gerakan Pemuda Demokrasi, dan Komunitas Partai Perempuan Pemilih Pemimpin.

Perwakilan Forum Peduli Bangsa, Sayid Lukman menjelaskan, alasannya menolak politik dinasti di Banyuwangi itu karena kinerja bupati dinilai masih banyak kekurangan, terutama di bidang pelayanan kepada masyarakat.

Sedangkan, Mahfud Wahib koordinator Gerakan Pemuda Demokrasi, beralasan bergabung dalam Gerakan Tolak Politik Dinasti karena tidak menginginkan demokrasi di Banyuwangi dikendalikan oleh sebuah partai politik. Apalagi, jabatan politik seperti bupati dan wakil bupati itu diwariskan kepada salah satu keluarga saja.

"Politik dinasti itu rawan terjadi korupsi dan cenderung membunuh demokrasi," tegasnya sebagaimana dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (27/9).

Sementara itu, koordinator Tolak Politik Dinasti Banyuwangi Bondan Madani mengaku dengan bergabungnya beberapa komunitas itu, ke depan gerakan yang dikomandoinya itu akan aktif mengkampanyekan kepada masyarakat secara luas.

"Kita akan mengkampenyakan bahaya politik dinasti ke masyarakat. Selain juga kita buat selebaran dan hadir di berbagai komunitas untuk sosialisasi bahayanya politik dinasti," paparnya.[haf]

Perwakilan dari 7 komunitas yang menyuarakan tolak politik dinasti/RMOLJatim