Waspada Bencana Alam, Pemkab Blitar Gelar Sosialisasi

Petugas melakukan pengecekan EWS/dok
Petugas melakukan pengecekan EWS/dok

Untuk meningkatkan kewaspadaan warga terhadap adanya ancaman bencana alam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar menggelar Sosialisasi dan Serasehan Menghadapi Ancaman Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kantor Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.


"Kegiatan ini untuk mengantisipasi adanya potensi tsunami dan bencana alam yang datang secara periodik sehingga harus segera disosialisasikan," kata  Pejabat sementara (Pjs) Bupati Blitar, Budi Santoso, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (7/10).

Dijelaskanya, potensi gempa bumi dan tsunami juga mengancam wilayah Blitar selatan. Untuk itu, sambungnya, pemerintah daerah segera menggelar sosialisasi agar warga yang beraktifitas dipinggir pantai memiliki kewaspadaan dan tanggap terhadap adanya tanda-tanda bencana.

"Sosialisasi ini harus diadakan secepatnya baik pemerintah maupun jajaran samping, untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat apabila bencana itu terjadi," ungkap lelaki yang juga menjabat Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Timur ini.

Budi mengharapkan masyarakat mengetahui ilmu dan pengetahuan cara menyelamatkan diri saat ada bencana, termasuk mengetahui jalur evakuasi dan titik kumpulnya.

Di Kabupaten Blitar ada empat kecamatan dan 12 desa yang berpotensi terdampak apabila terjadi bencana gempa dan tsunami. Kecamatan ini meliputi, Kecamatan Wates, Panggungrejo, Wonotirto, dan Kecamatan Bakung.

Dia  juga meminta untuk menambah jumlah alat early warning system (EWS) yang ada. Saat ini di Kabupaten Blitar baru ada dua alat EWS yang berada di Pantai Tambakrejo Kecamatan Wonotirto dan Pantai Jolosutro, Kecamatan Wates.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achamd Cholik menjelaskan, berdasarkan penelitian baik ITB dan BMKG bahwa Adi pulau Jawa berpotensi terjadi bencana tsunami megathrust. Apabila terjadi patahan lempeng samudera yang terdorong naik dapat mengakibatkan naiknya air laut mulai 12 m hingga 20 meter.

Berdasarkan penelitian ini, di Jawa Timur berpotensi 12 hingga 15 meter, sedangkan di Jawa Barat dapat mencapai 20 meter. Cholik mengatakan bahwa EWS sudah diperiksa dan dipastikan dapat berfungsi dengan baik.

Ia meminta warga untuk menjaga dan merawat alat ini, karena sebagai tanda apabila terjadi bencana tsunami. Ia juga berharap, warga yang bermukim di pinggir pantai sudah dapat mengetahui tanda-tanda tsunami saat terjadi gempa, seperti surutnya air laut atupun diawali dengan gempa.