Foto Bersama Risma, Diedit Untuk Kepentingan Politik,  Tim Machfud Arifin Diprotes

Perbandingan foto asli dan foto editan
Perbandingan foto asli dan foto editan

Seorang mahasiwa bernama Deajeng Ferenaza Ramadin melayangkan protes atas fotonya yang diedit dan diunggah Tim Machfud Arifin tanpa ada izin darinya.


”Kami sangat menyayangkan adanya foto kami, para penari di acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2015 yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, diedit dan ditayangkan di postingan instagram @cak.machfudarifin, tanpa seizin kami,” ujar Deajeng kepada wartawan, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (12/10). 

Sekedar diketahui, pada tahun 2015, Deajeng merupakan pelajar di salah satu SMA di Surabaya. Saat itu pernah mengunggah fotonya bersama Walikota Tri Risma Harini dalam acara Hari Anak Nasional.

”Foto itu digunakan dan diunggah oleh akun tersebut pada bulan Maret, namun kami baru menyadarinya akhir-akhir ini,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, dalam foto tersebut sebenarnya juga ada sosok Risma, namun dalam unggahan Machfud Arifin, gambar Risma dihilangkan.

”Foto yang digunakan tersebut kami abadikan saat momen berfoto bersama Ibu Walikota Tri Rismaharini yg sebenarnya berada di tengah kami. Namun dalam unggahan, telah diedit, foto Bu Risma dihilangkan,” jelasnya.

Deajeng memaparkan, foto tersebut bisa jadi diambil melalui mesin pencari Google, karena memang foto itu pernah diunggah di Facebook.

”Kami sangat menyayangkan penggunaan foto kami untuk keperluan politik tanpa adanya izin dari kami. Harapan kami, semoga ada klarifikasi dari pihak tim @cak.machfudarifin kepada kami maupun kepada publik tentang penggunaan foto kami. Semoga pilkada dapat jadi ajang adu karya yang sehat bagi semua,” kata Deajeng.

Seperti diketahui, di sejumlah grup media sosial, tengah beredar hasil tangkapan layar (screenshot) akun media sosial resmi Calon Wali Kota Machfud Arifin, yang memajang deretan penari tradisional yang diperagakan para pelajar di Kota Pahlawan. 

Pada kolom komentar, ada  sosok pelajar dalam tari itu yang merasa fotonya dicomot untuk kepentingan politik. Namun, ia tak pernah dimintai izin.

Selain permasalahan izin, para ia  juga mempermasalahkan foto Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dipotong (crop). Menurutnya, dalam foto asli, sebenarnya di tengah mereka ada sosok  Tri Rismaharini.

”Permisi Pak, ini kok ada foto saya dan teman-teman saya di postingan bapak, tanpa ada izin ya pak? Dan sebelumnya Bu Risma juga ada di foto tersebut berada di tengah kami, kok jadi ndak ada?” tulis pelajar dengan akun @deajengramadin pada unggahan di akun @cak.machfudarifin.

Pelajar tersebut juga protes di unggahan lainnya, yang juga mengambil foto dia dan teman-temannya sebagai penari tanpa izin. Tercatat sedikitnya dua unggahan yang diprotes sang penari, yaitu pada 13 Maret dan 19 Maret.

Dalam dua unggahan yang mengambil foto para penari pelajar tersebut, Machfud Arifin menulis caption tentang kesenian Surabaya dan niatnya untuk mengabdi sebagai calon wali kota.