Pancaroba, BMKG Banyuwangi: Waspadai Ombak 5M, dan Cuaca Ekstrem

Prakirawan Stasiun BMKG Banyuwangi menunjukkan monitor pemantau cuaca/RMOLJatim
Prakirawan Stasiun BMKG Banyuwangi menunjukkan monitor pemantau cuaca/RMOLJatim

Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengimbau kepada masyarakat dan nelayan untuk mewaspadai terjadinya ombak besar yang mencapai 5 meter hingga cuaca ekstrem.


Prakirawan Stasiun BMKG Banyuwangi, Gigik Nurbaskoro mengatakan terjadinya peningkatan ketinggian gelombang di selatan Jawa, termasuk Banyuwangi sangat berpotensi. Namun, beberapa hari kedepan diprediksi akan turun di 1,5 hingga 3 meter.

Sejak 3 atau 4 hari yang lalu ada peningkatan ketinggian gelombang di selatan Jawa, termasuk Banyuwangi, mencapai 5 meter. Namun, beberapa hari kedepan akan turun, tapi tetap perlu diwaspadai oleh nelayan dan masyarakat yang berada di kawasan pesisir pantai.

"Sebaiknya tidak ke tengah dulu saat mencari ikan, di pinggir-pinggir saja. Karena di bulan Oktober ini musim pancaroba atau peralihan, dari musim kemarau ke musim penghujan," ucap Gigik  dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (15/10).

Pada musim peralihan (pancaroba) ini, dapat memicu terjadi peningkatan tekanan angin yang perubahannya juga secara tiba-tiba. Di musim ini, tambahnya, masyarakat perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi, misal, cuaca ekstrem yang secara tiba-tiba.

"Di musim pancaroba ini, bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai, karena di musim peralihan banyak kejadian cuaca ekstrem yang secara tiba-tiba," ujarnya.

Gigik mencontohkan, jika dari pagi hingga siang hari cuacanya cerah kemudian tiba-tiba hujan dan tumbuh awan cumulonimbus, itu bisa mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang disertai petir. Masyarakat oleh BMKG diminta untuk selalu waspada.

"Apabila durasi hujannya itu lama ini juga harus waspada bagi daerah yang rawan longsor ataupun banjir" katanya.

Sedangkan musim penghujan di Banyuwangi, BMKG memperkirakan, akan terjadi pada awal November, tapi tidak secara merata di seluruh kabupaten. Sebab, topografi wilayahnya berbeda-beda.

"Biasanya, di wilayah Banyuwangi tengah dan barat yang dataran tinggi awal masuknya. Kemudian diikuti oleh wilayah lainnya," tutup Gigik.