Pegiat Politik: Paslon Nomor 2 di Banyuwangi Diuntungkan Bupati

Pegiat Politik di Banyuwangi, Danu Budiono / ist
Pegiat Politik di Banyuwangi, Danu Budiono / ist

Pegiat politik, Danu Budiyono menyebut, bahwa kegiatan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai kepala daerah dinilai menguntungkan pasangan calon nomor 2 di Pilkada serentak tahun 2020.


Anggapan tersebut, dikatakan Danu, semenjak Ipuk Festiandani Azwar Anas ditetapkan KPU sebagai Paslon 2, Bupati sebagai kepala daerah kerap mengundang para tokoh di pendopo kabupaten.

"Semenjak istri Bupati Banyuwangi, Ipuk Festiandani Azwar Anas ditetapkan sebagai pasangan calon, beberapa pekan terakhir kerap mengundang para tokoh-tokoh," sebut Danu, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (20/10).

Di media sosial dan media massa, Bupati secara administratif mengundang tokoh-tokoh atas nama Kepala Daerah Banyuwangi. Terkadang juga terlihat menempatkan diri sebagai kepala pemerintahan dengan konteks berbeda.

"Kalau bicara kesalahan tentu ranahnya Bawaslu. Lah ini bicara etika, etika dalam hal berpolitik, karena mau gak mau istrinya adalah pasangan calon, bupati masih menjabat. Tak jarang juga, mereka yang diundang mengacungkan dua jari," paparnya.

"Inilah yang dinamakan keuntungan dari politik dinasti. Maka dari awal, saya menyebutkan di Banyuwangi itu ada bangunan besar yang namanya politik dinasti, bangunan besar itu apa? Ya Anas dan istrinya," imbuhnya.

Dalam politik dinasti itu, mengarahkan atau memobilisasi ASN hingga mengarahkan anggaran untuk kepentingan politik bisa saja terjadi. Sebab kepala daerah, bisa menggunakan jabatannya sebagai bupati maupun kepala pemerintahan tingkat kabupaten.

"Apakah itu dilakukan oleh Bupati Anas atau tidak silahkan publik melihat dan menilainya, karena sejauh ini memang belum mengarah jelas kesitu," ucapnya menduga.

Bahkan, ada beberapa tokoh dari etnis Tionghoa sempat ramai di media sosial, mengacungkan dua jari saat di pendopo Sabha Swagata Blambangan dan ramai di media sosial Facebook.

Tak hanya itu, beberapa waktu yang lalu juga ada tokoh senior dari kalangan nasionalis, kelompok agama seperti Ansor-Banser, Fatayat, Muslimat juga diundang ke bupati.

Danu berpendapat, Bupati Banyuwangi bisa saja mengelak dengan menyebut bahwa undangannya kepada para tokoh-tokoh, mengatakan masalah penanganan Covid-19, berprilaku hidup sehat di masa adaptasi kebiasaan baru, bicara ekonomi, bicara kerukunan umat beragama dan lain-lain.

"Karena faktanya, ada beberapa tokoh yang tersebar di media mengacungkan dua jari. Setelah diundang menyatakan dukungan kepada Bu Ipuk," tutupnya.