Sebanyak 22 wilayah di Jawa Timur mengalami kekeringan kritis karena musim kemarau berkepanjangan.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Gatot Soebroto pada Senin (1/10/2023).
- BPBD Jatim Siaga 24 Jam untuk Antisipasi Bencana Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran
- Diapresiasi Anggota Dewan, SPAB BPBD Jatim 2025 Sasar Sepuluh Daerah
- Cuaca Ekstrem Bulan Januari 2025, Kunjungan Edukasi Bencana di BPBD Jatim Naik 59,7 Persen
Menurut dia, di wilayah tersebut, warga mulai mengalami kesulitan air bersih, karena sumber air telah mongering.
“Sampai saat ini masih 22 wilayah yang mengalami kekeringan kritis di Jawa Timur,” katanya.
Dari data yang dihimpun, wilayah yang memgalami kekeringan kritis itu antara lain kabupaten Bangkalan, Banyuwangi, Jombang, Mojokerto, Nganjuk, Madiun, Lamongan dan Tuban.
Selain kekurangan air bersih, lahan pertanian di wilayah tersebut juga terancam gagal panen atau fuso dan merugikan para petani.
Dikatakan Gatot, untuk mengantisipasi kondisi itu, pihaknya telah melakukan droping air bersih ke beberapa titik, sebagai kebutuhan air warga sehari-hari.
Beberapa instansi di Pemprov Jatim telah dikerahkan, agar warga tidak kekurangan air bersih dan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Gatot menambahkan, selain melakukan droping air bersih, pihaknya juga berencana melakukan pengeboran sumur di beberapa titik, untuk menemukan sumber air baru.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemprov Jatim Akan Buka Jalur Longsor Pacet–Cangar Secara Terbatas Mulai 23 April 2025
- Bank Jatim Hadirkan 2.500 Jatimers di Halal Bihalal Bersama Gubernur Jatim
- Bank Jatim Dukung Program Mudik Gratis Pemprov Jawa Timur