Tiga siswa SMA VITA Surabaya berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Tiga siswa itu meraih penghargaan tertinggi, Grand Prize, dalam Kompetisi Global Youth Forum (GYF) 2024 yang digelar Global Vision Christian School (GVCS).
- Pemkot Surabaya Fokus Optimalkan Kurikulum Merdeka Belajar
- PPDB Zonasi Bakal Dihapus, Wali Kota Eri Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat
- Ingin Juara LPPS 2021, Pelajar SMP/MTs se Surabaya Harus Kuasai 6 Bidang Ini
Mereka berhasil mengupas isu kompleks seputar pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata potensi generasi muda Indonesia di panggung global.
Kompetisi GYF 2024 berlangsung pada 11 Juni di kota Mungyeong, Korea Selatan, sebuah ajang adu gagasan bagi sekitar 80 siswa sekolah menengah atas dari enam negara, termasuk Indonesia, Korea Selatan, China, El Salvador, Mongolia, dan Amerika Serikat.
Tahun ini, tema yang diangkat adalah "The Functionalities & Dysfunctions of Artificial Intelligence in Education," sebuah topik yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi pesat saat ini.
Tim "Maninjau" dari SMA VITA Surabaya, yang terdiri dari Carson Ethan Hope Wong, Steven Christian Koharrij, dan Trixie Alineskie Tan, berhasil memukau juri dengan presentasi mereka yang komprehensif dan bernas.
Mereka tidak hanya menyoroti potensi AI dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga mengkritisi dampak negatifnya terhadap perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa.
"AI adalah pedang bermata dua dalam pendidikan," ujar Carson, salah satu anggota tim Maninjau dalam keterangannya diterima Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (15/6/2024).
"Di satu sisi, AI dapat membantu personalisasi pembelajaran, memberikan umpan balik instan, dan memperluas akses ke sumber belajar. Namun, di sisi lain, AI juga dapat membuat siswa terlalu bergantung pada teknologi, menghambat kreativitas, dan memperlebar kesenjangan pendidikan."
Tim Maninjau menawarkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan tersebut, seperti mengintegrasikan AI secara bijak dalam kurikulum, melatih guru dalam penggunaan AI yang efektif, dan mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dalam memanfaatkan informasi yang dihasilkan AI.
Presentasi tim Maninjau mendapat apresiasi tinggi dari Mr. Jean Seok Nam, President GVCS. "Generasi muda memiliki peran penting dalam membentuk masa depan pendidikan," ujarnya.
"GYF adalah platform bagi mereka untuk berbagi ide dan berkolaborasi dalam mencari solusi inovatif untuk tantangan global."
Oscar Thamrin, Kepala Sekolah SMA VITA, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi siswa-siswinya.
"Kami selalu mendorong siswa untuk berpikir kritis, berwawasan global, dan berani menyuarakan pendapat mereka," katanya. "Kemenangan ini adalah bukti bahwa pendidikan holistik yang kami terapkan membuahkan hasil."
Lucinda Novita Munandar, Head of School VITA, menambahkan bahwa prestasi ini akan menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lainnya untuk terus mengembangkan potensi diri dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
"Kami berharap mereka akan menjadi pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan global dengan kreativitas dan integritas," ujarnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang