Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya berupaya menekan angka kasus HIV dengan melakukan skrining dini pada kelompok beresiko (WPS, LSL, Waria, IDU) dan kelompok rentan (ibu hamil, masyarakat termasuk pelajar SMP dan SMA).
- Legislator PDIP: Lockdown Skenario Terburuk Untuk Zona Hitam
- PDIP Minta Para Politisi Tidak "Menari-nari" Di Saat Bangsa Sedang Berperang Melawan Covid-19
- Wabup Hj Mimik Idayana Minta RSUD RT Notopuro Harus Gercep Layani Warga Berobat
“Pemberian pengobatan ARV untuk memutus mata rantai penularan HIV dan pemberian Pre Exposure Profilaksis (PrEP), serta pendidikan kesehatan reproduksi pada calon pengantin,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (5/12).
Karenanya, Dinkes Surabaya juga menggelar sosialisasi kepada remaja di Kota Pahlawan sebagai upaya pencegahan sejak dini.
“Yakni, pemberian edukasi komprehensif atau kampanye mengenai HIV dan AIDS bertajuk “Aku Bangga Aku Tahu tentang HIV” pada pelajar di SMP dan SMA di Kota Surabaya. Kemudian edukasi melalui Saka Bhakti Husada dan kelompok dampingan remaja,” ujar dia.
Nanik menerangkan, pada tahun 2022, penemuan kasus HIV di Kota Surabaya sebesar 663 kasus.
Penyebab terjadinya penularan HIV antara lain adalah perilaku seks sesama jenis (homoseksual) sebesar 44,04 persen.
Perilaku seks berbeda jenis (heteroseksual) sebanyak 53,85 persen, dan perilaku berbagi jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba suntik (penasun) sebanyak 2,11 persen.
“Penemuan Kasus HIV terbanyak di wilayah Kecamatan Wonokromo, Sawahan, Tegalsari, Tambakasri, dan Krembangan. Kasus HIV ditemukan paling banyak pada laki - laki sebesar 80,09 persen. Usia paling banyak adalah rentang usia 25-49 tahun,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tiga Ribu Vaksin Sinovac Tiba Di Kota Kediri
- Waspada Varian Omicron, Kasatgas IDI Dorong Penerbangan Luar Negeri Ditutup
- Karantina Kesehatan Ribuan Pekerja Migran Yang Pulang Dipastikan Sudah Sesuai Aturan