Vaksinasi Covid-19 kemungkinan diperlukan secara rutin seperti halnya imunisasi flu di masa mendatang.
- Pemkot Surabaya Distribusi Vitamin A dan Program Posyandu Langsung ke Rumah-rumah Balita
- September, Serbuan Vaksin Dosis Kedua di Surabaya Ditargetkan Capai 70 Persen
- IDI Pastikan 6 Obat-obatan Ini Tidak Bermanfaat untuk Covid-19
Begitu yang dikatakan oleh mantan komisaris Administrasi Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) Stephen Han kepada Axios pada Rabu (8/12).
Menurut Han, booster secara berkala diperlukan lantaran virus yang sering bermutasi, termasuk kemunculan varian baru Omicron. Kendati demikian, penelitian awal menunjukkan Omicron tidak menyebabkan penyakit parah.
"Virus sering bermutasi untuk bertahan hidup, tetapi menjadi kurang ganas selama mutasi itu, jadi itu mungkin yang kita lihat ... Alih-alih mendapatkan booster setiap enam bulan, mungkin bisa setahun sekali," jelasnya.
Varian Omicron atau B.1.1.529 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada 24 November lalu. Dua hari kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pertemuan darurat dan memasukkan Omicron ke dalam varian yang perlu mendapatkan perhatian.
Menurut laporan WHO, sejauh ini belum ada kematian yang tercatat di antara mereka yang terinfeksi Omicron.
Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael Ryan mengatakan bahwa organisasi tersebut membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajari jenis Omicron untuk sepenuhnya menentukan daya menular dan kemampuannya menyebabkan penyakit parah.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- WHO Kembali Pertimbangkan Memasukkan Cacar Monyet sebagai Krisis Global
- Perawat di Jerman Tega Mengganti Vaksin Covid-19 dengan Larutan Garam
- Ratusan Kasus Baru Covid-19 Tertular di Pasar, Kebanyakan Terinfeksi dari Pintu WC Umum