. Pengepungan asrama mahasiswa Papua di jalan Kalasan, Surabaya yang dipicu oleh kabar tentang adanya pengrusakan tiang bendera merah putih berbuntut panjang. Respons aparat yang mengepung asrama mahasiswa Papua justru menjadi pemicu gelombang massa.
- Kampung Legenda di Surabaya, Destinasi Wisata Baru Tawarkan Sejarah Dibalut Suasana Tempo Dulu
- Diving di Nusa Penida, Sajikan Pari Manta di Depan Mata
- Tour de Banyuwangi Ijen Reborn Usai 4 Tahun Vakum, Pj Gubernur Adhy Optimis Berdampak Besar bagi Jatim
Beruntung gelombang massa dan aksi kemarahan masyarakat Papua bisa dikendalikan oleh elemen gabungan pemerintah pada Senin sore (19/8). Sejauh ini kondisi Papua dikabarkan sudah kondusif, Gubernur Jatim Khofifah pun mewakili warga Jawa Timur sudah menelepon Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan permhonan maaf.
Merespons insiden tersebut Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) meminta pelaku media untuk menerapkan kaidah jurnalisme damai. Hal ini sebagai respons dari pemberitaan beberapa media yang dalam kajian AJI kurang sensitif terhadap keadaan dan dampak dari pemberitaannya.
Ketua Umum AJI Abdul Manan menyesalkan sikap jurnalis yang mengesampingkan prinsip jurnalisme damai,terlenbih berita tanpa dukungan fakta dan infomrasi yang memadai.
"Jurnalisme damai tak berpretensi untuk menghilangkan fakta. Tapi, yang lebih diutamakan adalah menonjolkan fakta yang bisa mendorong turunnya tensi konflik dan ditemukannya penyelesaiannya secara segera," tutur Manan dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa (20/8) seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Selain itu, Manan meminta kepada seluruh jurnalis memathui kode etik jurnalistik dalam melakukan peliputan dan pemberitaan. Jurnalis kata Manan tidak boleh menyiarkan berita berbasis diskriminasi kepada siapapun.
"Sikap itu ditunjukkan antara lain dengan tidak mudah mempercayai informasi, apalagi sekadar tuduhan, dari ormas, TNI atau Polri. Dalam membuat berita juga hendaknya jangan mengesankan membenarkan tindakan yang rasis itu, baik oleh ormas mauapun aparat keamanan," jelas Manan.
AJI juga mengimbau pelaku media untuk memberitakan peristiwa Papua dengan mengedepankan prinsip verifikasi. Menghindarkan siumber berita yang kurang jelas dan menulis sesuai fakta.
"Media hendaknya tidak tergoda untuk memuat berita sensasional, meski itu mengundang jumlah pembaca yang tinggi," tambahnya. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wisata Dungus Forest Park Akan Dibuka Kembali dengan Konsep Baru, Ini Penjelasannya
- Pantau Potensi Wisata, Bupati Malang Jelajah Desa di Sumberpucung
- Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi, Gubernur Khofifah Dorong Trenggalek Optimalkan Pesona Alam Pantai Selatan Jawa