Adanya kepala daerah yang menjebloskan rakyatnya ke penjara gara-gara tidak kuat dikritik maupun dihina, tidak mencerminkan sosok pemimpin sejati.
- Penggabungan Kemenristek Dengan Kemendikbud Dinilai Sudah Tepat
- Gus Yahya: NU dan PDIP Komponen Senyawa dalam Perjuangan
- Anies Berpeluang Jadi Tokoh Fenomenal Di 2024
Demikian disampaikan aktivis antikorupsi, Moh Trijanto pada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (11/2).
“Pemimpin sejati itu dipilih rakyat, dan harus melindungi rakyatnya. Bukan malah memidanakan rakyatnya yang melakukan kekhilafan kecil yang tidak disengaja, demi melanggengkan nafsu kekuasaannya,” ujar Trijanto.
Menurut Trijanto, jika seorang pemimpin tidak mau dikirik, maka jangan menjadi pemimpin.
“Pemimpin itu harus mau dikritik oleh rakyat. Kalau cuma pencemaran nama baik, langkah awal ya pelaku dipanggil, diajak diskusi, ngopi dan dimaafkan,” tutur Ketua Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) ini.
Ditambahkannya, tidak ada seorang yang akan menjadi pemimpin selamanya. Saat ini mereka berkuasa, besok mereka akan turun kekuasaan menjadi rakyat. Jadi, jangan salahgunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang.
“Kita tidak boleh berusaha menghancurkan karir politik seseorang dengan perkara yang tidak substantif. Ingat hukum karma itu ada, dan tidak semua pemimpin yang tampak bersih itu bersih dari segala bentuk pidana,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jelang Pemilu 2024, JMM Ingatkan Polri dan Warga Waspada Ancaman Teroris
- Guru Sejumlah Pahlawan, Syaikhona Kholil Bangkalan Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
- Tarif Baru ATM Link Bikin Resah Nasabah