Aktivitas Gunung Anak Krakatau diperkirakan tidak akan menimbulkan tsunami susulan seperti pada 22 September lalu.
- Lagi, Turki Akan Konversi Situs Chora Jadi Masjid
- Majapahit's Warrior Underwater, Ikon Wisata Baru Gabungkan Keindahan Laut dan Megahnya Diorama Budaya
- Pemkot Surabaya Gelar Night at The Museum, Sensasi Baru Menikmati Museum 10 November dan Tugu Pahlawan Berkonsep Tempo Dulu
"Anak Gunung Krakatau posisinya dekat dengan permukaan laut sehingga magma yang keluar bersentuhan langsung dengan air laut. Letusan surtseyan posisi di permukaan sehingga potensi sangat kecil untuk memicu tsunami," ujar Purbo dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Menurutnya, pada Jumat (28/12) sekitar pukul 14.18 WIB, terpantau aktivitas puncak Gunung Anak Krakatau berkurang dari sebelumnya yang diperkirakan 338 MDPL menjadi sekitar 110 MDPL.
"Dengan sisa volume tubuh Gunung Anak Krakatau yang hanya sekitar 40-70 juta meter kubik (m3), potensi kecil untuk longosoran besar," ujarnya.
Purbo menambahkan, adanya aktivitas hanya memunculkan letusan surtseyan. Itu pun letusannya terjadi di dalam laut dan kecil menimbulkan tsunami.
"Dengan jumlah volume yang tersisa tidak terlalu besar, maka potensi terjadinya tsunami relatif kecil, kecuali ada reaktivasi struktur patahan atas sesar yang ada di Selat Sunda," ungkapnya.
Walaupun kecil potensi terjadinya tsunami susulan, Purbo menjelaskan status Gunung Anak Krakatau masih berstatus Level III alias Siaga. Jadi bagi warga yang beraktifitas di sekitar gunung tersebut diharapkan waspada dan berhati-hati.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Datangkan Chef untuk Latih Pedagang di Sentra Wisata Kuliner
- Filosofi Tanjak dan Jenis yang Sering Digunakan di Sumsel
- Wakil Menteri Desa Apresiasi Desa Wisata Banyuwangi