Prabowo dan Jokowi adalah rival pada dua pilpres 2014 dan 2019. Setelah kekalahan dari Jokowi pada seri Pilpres 2019, Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.
- Banyak BUMN Rugi, DPR: Manajemen Mereka Tidak Beres
- Pertamina Diminta Tarik Tabung LPG yang Tak Layak Pakai
- Rencana 'Kudeta' Moeldoko Mometum Demokrat Jadi Wadah Oposisi
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat berbicara dalam tayangan Podcast yang diunggah akun YouTube Deddy Corbuzier, Minggu (13/6), justru mengaku masih bingung dengan banyaknya orang yang mempertanyakan keputusannya menjadi bagian kabinet Presiden Joko Widodo.
"Saya juga bingung orang banyak bertanya seperti itu," ujarnya seperti diberitakan Kantor Berita Poltik RMOL.
Dikatakan Prabowo, bahwa dia memang menjadi rival dari Jokowi di dua pilpres. Tetapi, bagi dia, rival tak selamanya harus menjadi lawan.
"Kita rival dalam satu kompetisi apakah rival dalam kompetisi harus menjadi lawan, coba kita ingat waktu kita di sekolah, ada yang menang ada kalah, gue main sepakbola tim gue kalah apa kita gebuk-gebukan? itu menurut saya IQ yang sangat rendah," jelasnya.
Lanjut Ketua Umum Partai Gerindra ini, baik dia dan Jokowi pada dasarnya memililo tujuan yang sama untuk mengabdi pada Indonesia. Hal ini yang menjadi latar dia menerima diajak menjadi bagian kabinet.
"Beliau ingin jadi presiden, gue ingin jadi presiden, dia ingin jadi presiden untuk mengabdi, untuk berbakti, untuk Indonesia, saya juga begitu," tuturnya.
"Kalau sama-sama ingin mengabdi untuk Indonesia kok harus saling melawan?" tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Persiraja Aceh Berharap PSSI Lanjutkan Liga 2
- Sandiaga Uno: Saya Masih Kader Gerindra dan Patuh Keputusan Partai
- Soal Cawapres Pragmatis, PAN: Ujungnya Ada Kesepakatan Dibawa ke KPU