Aktivis Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB-UI) Juju Purwantoro menilai proses capaian gelar doktor dari Universitas Indonesia terhadap Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia yang ditempuh kurang dari 2 tahun, terkesan kilat dan simsalabim.
"Gelar doktor Bahlil sulit diterima akal sehat," kata Juju melalui keterangan tertulis yang dimuat RMOL, Sabtu (19/10).
Pasalnya, Juju melihat Bahlil yang juga Ketua Umum Partai Golkar sedemikian sibuknya dalam beraktivitas.
"Kapan Bahlil ada waktu secara regular kuliah di UI yang terkenal sangat tertib dan disiplin (tingkat doktoral)," tanya Juju.
"Bagaimana dia bisa menyisihkan waktu, apalagi dalam waktu super singkat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas studi akademik doktoralnya," sambungnya.
Dalam kasus Bahlil tersebut, kata Juju, nama besar UI sangat dipertaruhkan, karena pendidikan doktoral lebih memprioritaskan proses pengembangan kapasitas individu dalam berkarir sebagai seorang akademisi.
"Gelar doktor yang diberikan UI pada Bahlil merupakan 'batu uji' dan sangat mempertaruhkan nama besar (kompetensi) dan kredibilitas UI," kata Juju.
Juju menegaskan bahwa dunia pendidikan tinggi negeri ini akan rusak jika kampus dan rezim bersinegi negatif, akademisi kongkalikong dengan penguasa demi kepentingan pejabatnya.
Ia berharap dunia pendidikan tinggi dan kaum intelektual jangan sampai dirusak oleh para oportunis.
"Akademisi harus bebas terhadap kebenaran kejujuran dan ilmu pengetahuan," demikian Juju yang merupakan alumni Fakultas Hukum UI tahun 1982 ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Saatnya Bahlil Hingga Erick Thohir Ditendang dari Kabinet
- UI Klarifikasi, Sebut Bahlil Belum Lulus
- Dua Orang Meninggal Dunia Gara-gara Antre Elpiji, Rocky Gerung: Bahlil Bersalah