Pemerintah Indonesia diminta waspada atas krisis yang saat ini melanda Sri Lanka. Apalagi bukan hanya Sri Lanka, beberapa negara juga tercatat terancam mengalami gejolak, seperti Albania, Argentina, Panama, Kenya, hingga Ghana.
- UNICEF: Krisis Sri Lanka Menghancurkan Hidup Anak-anak
- Jokowi Dipercaya Rakyat, Nasib Indonesia Tak Akan Seperti Sri Lanka
- Tidak Ingin Seperti Sri Lanka, Megawati Meminta Pemerintah Waspadai Krisis Pangan
“Sri Lanka memang bukan satu-satunya. Bank Dunia atau World Bank, International Monetary Fund (IMF) menyampaikan kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya,” kata Anggota Komisi XI DPR RI fraksi PKS, Anis Byarwati saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu di Jakarta, Selasa (12/7).
Atas dasar itu, Anis menilai bahwa Indonesia pun harus menanti-wanti potensi krisis yang bisa saja terjadi dengan cara menguatkan ketahanan fiskal maupun moneter.
“Hal ini jelas harus menjadi warning bagi Indonesia. Indonesia harus ekstra hati-hati dalam melaksanakan kebijakan baik fiskal maupun moneternya,” tegasnya.
Apalagi, kata Politikus PKS ini, di tengah kondisi dunia yang sedang menghadapi ancaman krisis pangan dan energi, Indonesia juga pasti menjadi salah satu negara yang terdampak kondisi tersebut.
“Ditambah dengan masyarakat yang juga sedang tidak baik-baik saja. Kita sedang menghadapi masalah harga yang melambung tinggi, naiknya angka kemiskinan dan pengangguran, serta proses pemulihan ekonomi pasca Covid-19 yang masih menjadi masalah nasional,” demikian Anis.
Krisis ekonomi parah dan terburuk yang dialami Sri Lanka mendorong ratusan ribu warganya menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran selama akhir pekan lalu.
Pada Sabtu (9/7), ribuan pengunjuk rasa menduduki kediaman presiden dan perdana menteri, serta merangsek masuk ke kantor pemerintahan. Mereka menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.
Tak hanya Srilanka, negara-negara lain seperti Albania, Argentina, Panama, Kenya, hingga Ghana pun mengalami gejolak. Bahkan, aksi unjuk rasa karena meningkatnya biaya hidup juga terjadi di Belanda, Belgia, Italia, dan China.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Share Holder Agreement, Bank Jatim Tanda Tangani PKS Dengan Bank NTB Syariah
- Fraksi PKS DPRD Jatim Ajukan 10 Catatan Kritis Terkait Raperda Petrogas Jatim Utama
- Silaturrahim dengan Khofifah-Emil, Ketua PKS Jatim: Syukuri Kemenangan dan Siap Lanjutkan Kolaborasi Bangun Jawa Timur